Sampai dengan suatu tingkatan tertentu, pengetahuan selalu mengandung keyakinan, yaitu kenyakinan mengenai kebenaran dari pengetahuan itu. Suatu keyakinan belum merupakan pengetahuan, jikalau tidak didukung oleh kenyataan sebagaimana yang diyakini.
Suatu pengetahuan biasanya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pengetahuan :
1. Tahu bahwa.
Pengetahuan tahu bahwa ialah pengetahuan ihwal isu tertentu, tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang demikian adanya, bahwa apa yang dikatakan memang benar. Jenis pengetahuan ini disebut juga pengetahuan teoretis, pengetahuan ilmiah, walaupun masih dalam tingkat yang tidak begitu mendalam. Pengetahuan ini berkaitan dengan keberhasilan dalam mengumpulkan isu atau data tertentu. Kekuatan pengetahuan ini ialah isu atau data yang dimilikinya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan jenis ini berarti ia memang mempunyai data atau isu akurat melebihi orang lain, atau dikala orang lain tidak mempunyai isu menyerupai yang dimilikinya.
2. Tahu bagaimana.
Pengetahuan tahu bagaimana ialah menyangkut bagaimana melaksanakan sesuatu. Hal ini dikenal sebagai know-how. Pengetahuan ini berkaitan dengan ketrampilan atau lebih tepatnya keahlian dan kemahiran teknis dalam melaksanakan sesuatu. Seseorang yang mempunyai pengetahuan jenis ini, berarti ia tahu bagaimana melaksanakan sesuatu. Dapat dikatakan bahwa pengetahuan jenis ini berkaitan dengan praktek, maka disebut juga pengetahuan praktis. Namun begitu, bukan berarti bahwa pengetahuan jenis ini hanya bersifat praktis, tetap saja pengetahuan jenis ini mempunyai landasan atau perkiraan teoritis tertentu. Hanya saja perkiraan dan konsep teoritis itu telah diaplikasikan menjadi pengetahuan praktis. Pengetahuan jenis ini mencakup manajemen, teknik, organisasi, dan lain sebagainya.
3. Tahu akan/mengenai.
Pengetahuan tahu akan/mengenai merupakan sesuatu yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi. Unsur yang paling penting dalam pengetahuan tahu akan/mengenai ialah pengenalan dan pengalaman pribadi secara pribadi dengan obyeknya. Oleh karenanya, pengetahuan jenis ini sering disebut juga sebagai pengetahuan menurut pengenalan atau pengetahuan pribadi yang bersifat personal.
Ciri-ciri pengetahuan tahu akan/mengenai ialah :
- Pengetahuan ini mempunyai tingkat obyektivitas yang cukup tinggi, sebab pengetahuan ini didasarkan pada pengenalan pribadi yang pribadi dengan obyeknya. Dalam arti bahwa apa yang dianggap sebagai pengetahuan memang betul-betul didasarkan pada pengenalan dan pengalaman pribadi si subyek.
- Pengetahuan ini ialah bahwa subyek bisa menciptakan evaluasi tertentu atas obyeknya sebab pengenalan dan pengalaman pribadi yang bersifat pribadi dengan obyeknya. Ada keterlibatan pribadi dan sebab itu beliau bisa memperlihatkan evaluasi atau pernyataan yang lebih sempurna ihwal obyek tersebut.
- Pengetahuan jenis ini bersifat singular, yaitu hanya berkaitan dengan barang atau obyek khusus. Artinya bahwa pengetahuan jenis ini terbatas pada obyek yang dikenal secara pribadi dan personal dan bukan menyangkut obyek serupa lainnya.
Dalam tingkat tertentu akan ada proses generalisasi, tetapi pengetahuan akan/mengenai selalu berkaitan dengan obyek khusus tertentu, yang dikenal secara pribadi.
4. Tahu mengapa.
Pengetahuan tahu mengapa berkaitan dengan pengetahuan tahu bahwa. Hanya saja pengetahuan tahu mengapa jauh lebih mendalam dibandingkan dengan pengetahuan tahu bahwa, sebab pengetahuan tahu mengapa berkaitan dengan penjelasan. Penjelasan ini tidak hanya berhenti pada isu yang ada sebagaimana pada pengetahuan tahu bahwa, melainkan jauh masuk ke balik data atau isu yang ada. Pengetahuan tahu mengapa lebih kritis dibandingkan pengetahuan tahu bahwa. Pengetahuan tahu mengapa sudah hingga pada titik mengaitkan dan menyusun hubungan-hubungan antara aneka macam isu yang ada. Sehingga dengan pengetahuan tahu mengapa, subyek akan memperoleh isu yang gres yang akan menyingkapkan pengetahuan yang lebih mendalam dari sekedar pengetahuan tahu bahwa.
Pengatahuan tahu mengapa merupakan pengetahuan paling tinggi dan mendalam, sekaligus juga merupakan pengetahuan ilmiah. Pada dasarnya, insan tidak akan hanya berhenti pada pengetahuan tahu bahwa, tetapi akan melangkah lebih jauh ke pengatahuan tahu mengapa, sebab insan selalu digerakkan oleh kecenderungan dasar dalam dirinya yang selalu ingin mengetahui lebih dan lebih lagi.
Saat berhadapan dengan benda-benda di alam semesta ini, insan intinya digerakkan oleh tiga perasaan, yaitu perasaan terkejut, perasaan ingin tahu, dan perasaan kagum. Perasaan terkejut muncul dikala terjadi sesuatu yang tidak terduga, sesuatu yang berada di luar kemampuan akalnya, yang tidak bisa dipahaminya. Tetapi, justru sebab hal tersebut insan terdorong untuk mengetahui mangapa hal tersebut terjadi. Manusia ingin memperoleh klarifikasi mengapa bisa demikian. Ketika klarifikasi yang dioeroleh memuaskan, ia pada alhasil merasa kagum sebab di balik insiden atau fenomena yang luar biasa tersebut ada suatu klarifikasi yang mengagumkan yang sebelumnya tidak diketahuinya.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Macam-Macam Pengetahuan Berdasarkan Polanya"
Post a Comment