Proposisi Beragam Dan Bagian-Bagiannya

Selain dari apa yang dikenal dengan proposisi tunggal, dikenal juga bentuk proposisi lain yang sangat komplek dan lebih bebas susunannya tidak terikat dengan bentuk subyek dan predikat. Meskipun sanggup dikatakan terdiri dari dua pengertian tetapi pengertiannya dengan bentuk secara luas yang disebut dengan bagian. Bentuk proposisi tersebut dikenal dengan sebutan proposisi majemuk.

Proposisi majemuk ialah suatu pernyataan yang terdiri atas korelasi dua belahan yang sanggup dinilai benar atau salah. Proposisi beragam bentuknya luas dan bebas tidak terikat adanya bentuk-bentuk tertentu yang bekerjasama dengan kuantitas. Yang menentukan ialah adanya hubungan, dan dengan adanya korelasi itu pula yang sanggup untuk mengungkapkan luas pengertian belahan pertama dan belahan kedua. Dua belahan dalam proposisi beragam disimbolkan dengan "p" untuk belahan pertama, dan "q" untuk belahan kedua. Contoh proposisi beragam : 
  • Budi ialah seorang sarjana aturan dan seorang sosiolog. Dirumuskan dengan bentuk : p dan q.
  • Barang siapa mencuri barang diancam dengan eksekusi penjara. Dirumuskan dengan bentuk : jikalau p maka q.

Berdasarkan bentuk hubungan, proposisi beragam sanggup dibedakan antara :
1. Proposisi Hipotetik.
Proposisi hipotetik ialah suatu pernyataan yang memiliki korelasi ketergantungan antara dua bagian, yang pertama sebagai anteseden dan kedua sebagai konsekuen. Dalam proposisi hipotetik, belahan pertama sebagai anteseden (An) disebut dengan premis yang disimbolkan dengan "p", sedangkan belahan kedua sebagai konsekuen (Ks) disebut dengan kesimpulan yang disimbulkan dengan "q". Hubungan ketergantungan dalam proposisi hipotetik ialah pengungkapan pernyataan terjadinya sesuatu lantaran adanya sesuatu lain, yang disimbolkan dengan "jika p maka q". Contoh : Jika tidak ada program lain, saya akan ke toko buku. Bentuk rumusan proposisi hipotetik ini sanggup juga dilakukan dengan mendahulukan konsekuen atas anteseden. Lebih bebas penggunaannya, lantaran yang dipentingkan ialah bentuk hubungannya sanggup dikembalikan dalam rumusan awal.
Proposisi hipotetik yang mendahulukan konsekuen hanya khusus dalam pernyataan biasa, adapaun pernyataan simbolik tetap dengan rumusan anteseden terlebih dahulu  kemudian diikuti dengan konsekuen. Tidak sanggup dibalik. Hubungan ketergantungan dalam proposisi hipotetik sanggup berupa keseteraan, persyaratan, atau kemungkinan.
Proposisi Hipotetik dibedakan menjadi :
  • Proposisi Ekuivalen, yaitu pernyataan beragam yang memiliki korelasi kesetaraan antara anteseden dan konsekuen. Hubungan ketergantungannya dalam proposisi ekuivalen ialah berbentuk timbal balik.  Disimbolkan dengan "jika p maka q dan jikalau q maka p" atau "p <=> q" yang dibaca p ekuivalen q. Contoh : apabila ukuran keempat sisi suatu kotak sama panjangnya, maka kotak itu bujursangkar. Rumusan tersebut sanggup juga dibalik : apabila kotak itu bujursangkar, maka ukuran keempat sisi suatu kotak sama panjangnya. Proposisi ekuivalen dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1. Ekuivalen Kausalitas, yaitu pernyataan beragam yang memiliki korelasi kesetaraan berupa alasannya ialah akibat. 2. Ekuivalen Definisional, yaitu pernyataan beragam yang memiliki korelasi kesetaraan berupa pembatasan arti. 3. Ekuivalen Analitik, yaitu pernyataan beragam yang memiliki korelasi kesetaraan berbentuk penguraian arti.
  • Proposisi Implikatif, yaitu pernyataan beragam yang memiliki korelasi persyaratan antara anteseden dan konsekuen. Hubungan persyaratan yang dimaksudkan ialah dengan adanya anteseden niscaya terwujud konsekuen, tapi konsekuen belum tentu disebabkan adanya anteseden. Hubungan ketergantungan dalam proposisi implikatif berbentuk korelasi persyaratan. Disimbolkan dengan "jika p maka q dan q belum tentu lantaran p" atau "p =>q". Contoh : jikalau saya tidak punya uang maka saya tidak sanggup membeli buku. Proposisi implikatif dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Implikasi Logis, yaitu pernyataan beragam yang memiliki korelasi persyaratan atas dasar pertimbangan nalar yang mengharuskan konsekuen terjadi dengan terpenuhinya  anteseden. 2. Implikasi Material, yaitu pernyataan beragam yang memiliki korelasi persyaratan atas dasar isi yang dikandungnya dengan menetapkan konsekuen niscaya terjadi jikalau terpenuhi adanya anteseden.
  • Proposisi Problematik, yaitu suatu pernyataan yang korelasi ketergantungannya bersifat kemungkinan antara anteseden dan konsekuen, dalam arti anteseden terjadi belum tentu mengakibatkan konsekuen, demikian juga konsekuen terjadi belum tentu dikarenakan adanya anteseden. Sehingga hubungannya bersifat tidak pasti. Disimbolkan dengan " jikalau p mungkin q dan jikalau q mungkin p". Contoh : jikalau menentukan A sebagai administrator maka perusahaan terancam bangkrut.
2. Proposisi Disjungtif.
Proposisi disjungtif ialah pernyataan beragam yang memiliki korelasi pengatauan antara dua belahan yang keduanya sebagai pilihan, yaitu belahan pertama dan belahan kedua. Dalam disjungsi kedua pilihannya sama kedudukannya sehingga sanggup dibalik dan tidak mempengaruhi makna yang dikandungnya. Hubungan pengatauan dalam proposisi disjungtif ialah pengungkapan pernyataan untuk menentukan pilihan yang tiap bagiannya berkedudukan sama. Dirumuskan dengan "p atau q". Contoh : Baik murid itu pria atau wanita harus diperlakukan sama dalam pendidikan. Proposisi disjungtif sanggup dibedakan menjadi :
  • Disjungsi Eksklusif, yaitu kedua pilihanya tidak sanggup bersatu tetapi ada kemungkinan ketiga. Disjungsi pribadi merupakan pernyataan beragam yang memiliki korelasi pengatauan yang saling menyisihkan antara dua bagian, yaitu antara belahan pertama (P1) dan belahan kedua (P2) tidak sanggup bersatu tetapi ada kemungkinan ketiga (K3) dalam arti bukan belahan pertama dan bukan belahan ketiga.
  • Disjungsi Inklusif, yaitu kedua pilihannya sanggup bersatu tetapi tidak ada kemungkinan ketiga. Disjungsi imklusif merupakan pernyataan beragam yang memiliki korelasi pengatauan yang sanggup merangkum antara dua bagian, yaitu antara belahan pertama (P1) dan belahan kedua (P2) sanggup bersatu sebagai perpaduan (Pa) dan tidak ada kemungkinan ketiga.
  • Disjungsi Alternatif atau disjungsi kontradiktif, yaitu kedua pilihannya tidak sanggup bersatu dan tidak ada kemungkinan ketiga. Disjungsi alternatif merupakan pernyataan beragam yang memiliki korelasi pengatauan yang berlawanan penuh antara dua bagian, yaitu antara belahan pertama (P1) dan belahan kedua (P2) tidak sanggup bersatu dan tidak ada kemungkinan ketiga. Atau belahan yang satu merupakan kebalikan dari belahan yang lain.
  • Disjungsi Kolektif, yaitu kedua pilihannya sanggup bersatu dan ada kemungkinan ketiga.
3. Proposisi Konjungtif.
Proposisi Konjungtif ialah pernyataan beragam yang memiliki korelasi penyertaan antara dua belahan sebagai unsurnya. Dua belahan dalam konjungsi ialah belahan pertama atau penyerta pertama (P1) dan belahan kedua atau penyerta kedua (P2) yang kedudukannya sama. Hubungan penyertaan dalam proposisi konjungtif merupakan pengungkapan pernyataan untuk menyebutkan dua unsur atau penyertanya sevara bersamaan dan yang berkedudukan sama, sehingga keduanya jikalau ditukar tidak akan mengubah makna yang dikandungnya. Proposisi konjungtif diungkapkan dengan "p dan q" dan disimbolkan dengan : p ^ q. Contoh : Budi ialah pendiri perusahaan Maju Mundur dan administrator pertama perusahaan. 
Proposisi Konjungtif dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
  • Konjunsi Disjungtif, yaitu pernyataan beragam yang memiliki korelasi penyertaan antara dua belahan yang keduanya sanggup dikembalikan dalam bentuk pengatauan. Hubungan penyertaan dalam konjungsi disjungtif ialah penyebutan dua unsur atau penyertanya berpangkal pada suatu himpunan semestanya menuju himpunan belahan yang merupakan unsurnya. Konjungsi disjungtif dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1. Konjungsi Eksklusif, yang merupakan pernyataan dengan korelasi penyertaan yang kedua bagiannya tidak sanggup bersatu tetapi ada kemungkinan ketiga. 2. Konjungsi Inklusif, yang merupakan peryataan dengan korelasi penyertaan yang kedua bagiannya sanggup bersatu tetapi tidak ada kemungkinan ketiga. 3. Konjungsi Alternatif, yang merupakan pernyataan dengan korelasi penyertaan yang kedua bagiannya tidak sanggup bersatu dan tidak ada kemungkinan ketiga.
  • Konjungsi Predikatif, yaitu pernyataan beragam yang memiliki korelasi penyertaan berbentuk penyatuan antara dua bagian, dalam arti belahan pertama dan belahan kedua merupakan suatu sebutan. Dua belahan sebagai unsur atau penyertaan ini harus ada kedua-duanya. 
Konjungsi predikatif tersebut biasa hanya disebut dengan konjungsi, sedangkan bentuk konjungsi disjungtif intinya sanggup dikembalikan dalam bentuk disjungsi. Demikian jikalau dinyatakan disjungsi, maka yang dimaksudkan ialah disjungsi inklusif, bukan disjungsi yang lain.

Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Proposisi Beragam Dan Bagian-Bagiannya"

Post a Comment