Syekh Yusuf Tajul Khalwati

Syekh Yusuf Tajul Khalwati nama lengkapnya Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani, lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, pada tanggal 3 Juli 1626. Ayahnya ialah Raja Gowa ke-14 yang berjulukan Sultan Alauddin dan ibunya berjulukan Siti Aminah. Sejak kecil ia gemar mempelajari ilmu agama dan bahasa Arab dari Daeng Ri Tassamang, seorang guru agama Kerajaan Gowa, serta Sayyid Ba-Alawi bin Abdul Al-Allamah Attahir dan Sayyid Jalaludin Al-Aidid.

sumber : pahlawancenter
Di usianya yang ke delapan belas tahun, ia meninggalkan Kerajaan Gowa menuju ke Banten. Lima tahun Syekh Yusuf menetap di Banten. Selama di Banten ia dekat dengan Pangeran Surya atau lebih dikenal dengan Sultan Ageng Tirtayasa. Lepas dari Banten, Syekh Yusuf melanjutkan berguru agama Islam ke Aceh. ia berguru pada Syekh Nuruddin Ar-Raniri. Beliau mendalami tarekat Qadiriyah.

Setelah itu, Syekh Yusuf melanjutkan menimba ilmu agama di beberapa negara di Timur Tengah :
  • di Yaman, ia berguru pada Syekh Abdullah Muhammad bin Abd Al-Baqi.
  • di Damaskus, Suriah ia berguru Syekh Abu Al-Barakat Ayyub bin Ahmad bin Ayyub Al-Khalwati Al- Quraisyi.
Selanjutnya hampir selama 15 tahun, ia menetap di Arab Saudi. Syekh Yusuf telah dikenal di Arab Saudi sebab ia sering memperlihatkan pengajian di Masjidil Haram. Ketenarannya itu yang menjadikan ia menerima gelar Syekh yang artinya cendikiawan muslim.

Sekembalinya dari Mekkah Arab Saudi, Kerajaan Gowa mengalami kekalahan dalam perang melawan Belanda, sehingga ia memutuskan untuk menetap di Banten. Pada masa itu, Kesultanan Banten menjadi sentra pendidikan agama Islam.


Pada dikala Kesultanan Banten jatuh ketangan Belanda, dan Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkan dan diasingkan oleh Belanda pada tahun 1680, Syekh Yusuf masih terus melaksanakan perang gerilya. Perlawanan Syekh Yusuf dan pasukannya berhasil menciptakan Belanda kewalahan. Van Happel, komandan pasukan Belanda hasilnya memakai siasat tipu muslihat. Pasukan Belanda menyandera putri Syekh Yusuf, hasilnya pada tanggal 15 Desember 1683, Syekh Yusuf berhasil ditangkap oleh Belanda.

Pada tanggal 12 September 1684, Syekh Yusuf diasingkan oleh Belanda ke Ceylon (Srilanka). Dalam pengasingannya di Cylon, ia tetap mengajarkan dan membuatkan ilmu agama Islam, ia juga menyisipkan pesan politis dalam ceramahnya untuk terus melawan kolonial Belanda. Mengetahui hal tersebut, Belanda menjatuhkan eksekusi mati kepada Syekh Yusuf, tetapi putusan Belanda tersebut ditentang oleh Raja Alamghir dan India dan Raja Abdul Jalil dari Makasar. Akibat adanya penentangan tersebut, hasilnya belanda merubah putusan eksekusi mati kepada Syekh Yusuf menjadi eksekusi seumur hidup.

Pada tanggal 7 Juli 1693, Syekh Yusuf dipindahkan ke Capetown Afrika Selatan. Kedatangannya di Capetown sebagai orang buangan politik, disambut baik oleh Gubernur Simon van Stel. Dalam pengasingannya di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tidak berhenti mengajarkan dan membuatkan agama Islam. Sampai kini Syekh Yusuf dikenal sebagai pembawa agama Islam pertama di Afrika Selatan maupun di Cylon (Srilanka).

Pada tanggal 23 Mei 1699, Syekh Yusuf meninggal dunia di Capetown Afrika Selatan, jenazahnya dimakamkan di wilayah Teluk Fase. Atas undangan keluarga, mayit ia kemudia dipindahkan ke tempat Lakiung Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Atas jasa-jasanya dalam usaha melawan pemerintahan Belanda, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahi gelar kepada  Syekh Yusuf Tajul Khalwati sebagai Pahlawan Nasional, menurut Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 071/TK/1995, tanggal 7 Agustus 1995.

Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Syekh Yusuf Tajul Khalwati"

Post a Comment