Perilaku anak sering kali menciptakan kesabaran orang tuanya hilang. Mulai dari melawan dikala dihentikan atau mengulur-ulur waktu dikala diperintah. Terkadang perilaku orang tuapun mendukung anak untuk melaksanakan hal tersebut. Sikap kasihan orang renta terhadap anak atau perilaku orang renta yang selalu mengabulkan seruan si anak hanya alasannya yaitu alasan tidak mau ribut, justru akan berakibat jelek bagi perkembangan anak.
Apapun duduk kasus yang terjadi dengan anak, ada baiknya orang renta mengajak anak untuk bernegosiasi. Proses perundingan ini akan sangat membantu tumbuh kembang anak. Dengan perundingan anak akan mencar ilmu mengemukakan pendapatnya, sekaligus juga mencar ilmu untuk menghargai pendapat orang lain. Negosiasi akan membuatkan kemampuan dasar anak dalam berafiliasi dengan orang lain. Dengan terbiasa bernegosiasi, anak akan mengetahui hukum dan norma lingkungan. Selain itu, mereka akan mencar ilmu menciptakan pilihan, mengambil keputusan dan sekaligus mempertanggungjawabkan hal itu.
Proses pengenalan perundingan sebaiknya diajarkan semenjak dini, dikala anak sudah mulai mengerti dengan apa yang orang renta katakan. Negosiasi dengan anak harus dimulai pada dikala yang sempurna dan dengan cara atau taktik komunikasi yang diubahsuaikan dengan usia anak. Hal ini untuk mendapat perundingan yang efektif sehingga anak akan mengertui dan paham dengan pesan yang orang renta sampaikan. Negosiasi yang dimaksud di sini yaitu obrolan antara anak dan orang renta dalam memilih sebuah hukum yang mereka setujui dan patuhi bersama.
Proses perundingan dengan anak tentunya berbeda dengan orang dewasa. Perlu taktik khusus yang diubahsuaikan dengan umur anak supaya perundingan berjalan dengan efektif.
1. Untuk Anak Usia 1 - 3 Tahun.
Pada usia ini anak bisa diajarkan wacana perundingan yang sederhana. Yang perlu diperhatikan adalah, orang renta harus bersikap konsisten dalam mengajukan permintaan, sehingga anak tidak bingung. Permintaan yang diberikan harus berupa sugesti, bukan perintah, kritikan, atau dalam kondisi murka apalagi eksekusi fisik.
2. Untuk Anak Usia 3 - 6 Tahun.
Negosiasi yag diajarkan di usia ini harus diikuti dengan penerapan disiplin. Disiplin tersebut dilakukan dengan memperlihatkan klarifikasi kepada anak wacana batas waktu dan konsekuensi perbuatan. Diskusi yaitu cara yang sempurna untuk menciptakan anak paham dengan hal-hel tersebut. Gunakan kalimat yang sederhana, sehingga anak sanggup dengan gampang memahami maksud orang tua.
3. Untuk Anak Usia 6 - 12 Tahun.
Negosiasi dilakukan dengan memakai budi budi induktif, dimulai dengan sesuatu yang umum, selanjutnya ke sesuatu yang lebih khusus. Misalnya : memperlihatkan konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan oleh anak. Bisa juga dengan menyentuk self esteem (harga diri) si anak. Jangan lupa berikan apresiasi apabila anak mendapat prestasi atau melaksanakan hal-hal yang baik.
4. Untuk Anak Usia Remaja.
Negosiasi dilakukan denga pola pengasuhan autoritatif, yaitu orang renta mempertegas hukum dan nilai yang penting di dalam keluarga, namun tetap membuka kesempatan bagi anak untuk mengungkapkan pendapat mereka.
Negosiasi mempunyai berbagai manfaat. Selain membawa imbas konkret bagi perkembangan anak, proses ini juga menciptakan relasi orang renta dengan anak semakin dekat. Yang penting yaitu dikala berdiskusi dan melaksanakan negosiasi, orang renta bisa menjadi teman. Hal ini diperukan untuk menjadikan keakraban antara orang renta dan anak. Negosiasi juga akan memberi pelajaran pada orang tua, setidaknya untuk menguji kesabaran orang renta dikala anak menolak perintah atau larangan orang tua. Orang renta harus sanggup mengelola emosi supaya perundingan berjalan baik dan didapat komitmen yang disetujui oleh semua pihak.
0 Response to "Strategi Bernegosiasi Dengan Anak"
Post a Comment