Imunisasi, berdasarkan Kamus Kesehatan berarti suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut. Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata imunisasi berarti pengebalan (terhadap penyakit). Secara umum, imunisasi diartikan sebagai proses untuk meningkatkan sistem kekebalan badan dengan cara memasukkan vaksin, yaitu virus atau basil yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari basil (virus) tersebut telah dimodifikasi.
Pemberian imunisasi dilakukan dengan memasukkan bibit penyakit tertentu yang telah dilemahkan ke dalam badan yang sehat. Tindakan ini dilakukan justru untuk membangun kekebalan badan yang bersangkutan, dalam hal ini anak. Vaksin yang dimasukkan ke dalam badan tersebut, sanggup dilakukan melalui suntikan atau sanggup juga melalui verbal (oral) dengan cara diminum. Setelah imunisasi, antibodi anak akan naik hingga diharapkan anak sanggup terhindar dari penyakit-penyakit abses yang gampang menular. Imunisasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Imunisasi dasar, yaitu proteksi imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan.
- Imunisasi lanjutan, yaitu imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang proteksi atau untuk memperpanjang masa perlindungan.
Pemberian imunisasi tidak berhenti pada tahun-tahun pertama kelahiran si anak. Ada beberapa jenis imunisasi yang perlu diulang pemberiannya hingga anak berusia 18 tahun. Hal lain yang penting dan mesti diingat ialah meskipun di usia bayi imunisasinya sudah lengkap, bukan berarti anak sudah kondusif terbebas dari ancaman penyakit. Untuk mendapat kekebalan badan yang optimal, imunisasi harus diberikan secara lengkap dan teratur sesuai jadwal yang diberikan dokter. Imunisasi tidak sanggup diberikan seenaknya saja, seingat atau sesempatnya orang renta membawa anaknya ke dokter.
Jadwal imunisasi dibentuk dengan memperhatikan perjalanan penyakit. Oleh lantaran itu, ada jenis vaksin yang diberikan dalam 1 - 2 bulan pertama sehabis anak lahir, menyerupai vaksin BCG. Ada jenis vaksin yang diberikan ketika anak berusia dua tahun atau lebih, menyerupai vaksinasi typoid. Jika proteksi vaksin tersebut terlewat atau tidak lengkap maka kekebalan badan yang diharapkan terbangun dalam diri anak pastilah tidak akan maksimal.
Imunisasi tidak menjamin badan akan 100 persen kebal terhadap penyakit. Akan tetapi dengan diberikannya imunisasi, kalaupun anak terjangkit penyakit, minimal kondisinya tidak seburuk jikalau belum diimunisasi, dan gejalanyapun juga tidak berat serta tidak hingga mengakibatkan komplikasi parah. Itulah sebabnya diharapkan imunisasi lanjutan atau imunisasi ulangan.
Imunisasi lanjutan atau imunisasi ulangan sangat perlu diberikan lantaran bersifat booster yaitu menguatkan. Pemberian imunisasi ulangan ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali sel-sel imun yang pernah kontak dengan antigen vaksin. Dengan begitu produksi antibodi maupun jumlah sel-sel kekebalan badan anak tetap konsisten. Atau dengan kata lain kekebalan anak terhadap penyakit tertentu secara terencana perlu diperbaharui.
Tidak semua imunisasi mesti diulang, lantas imunisasi apa saja yang perlu diulang ? Berikut ialah jenis imunisasi yang mesti dilakukan pengulangan, yaitu sebagai berikut :
- DPT. Imunisasi ini untuk mencegah penyakit Dipteria, Pertusis, dan Tetanus. Imunisasi ini diberikan ketika anak berusia 3 bulan untuk takaran pertama, usia 4 bulan untuk takaran kedua, dan usia 5 bulan untuk takaran ketiga. Sedangkan imunisasi ulangan pertama diberikan ketika anak berusia 18 bulan, ulangan kedua ketika anak berusia 6 tahun, dan ulangan ketiga diberikan ketika anak berusia 12 tahun.
- Polio. Imunisasi ini untuk menangkal penyakit polio. Imunisasi ini diberikan dan dilakukan pengulangan berbarengan dan sama jadwalnya menyerupai imunisasi DPT.
- Campak. Imunisasi campak merupakan salah satu yang diwajibkan oleh pemerintah. Diberikan pada ketika anak berusia 9 bulan, dan imunisasi ulangannya diberikan pada ketika anak berusia 15 hingga 24 bulan.
- MMR (Meales, Mumps, Rubella). Imunisasi ini diberikan ketika anak berusia 15 bulan, diberikan pada anak yang belum mendapat imunisasi campak sewaktu berusia 9 bulan. Imunisasi ulangannya diberikan ketika anak berusia 6 tahun. Imunisasi MMR ulangan diberikan untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella.
- HIB (Haemofillus Influenza type B). Imunisasi ini diberikan tiga kali, yaitu pada ketika anak berusia 2 bulan, yang kedua ketika anak berusia 4 bulan, dan yang ketiga diberikan ketika anak berusia 15 - 18 bulan. Oleh lantaran vaksin HIB ini harganya tergolong mahal, maka pemerintah hanya menganjurkan untuk melaksanakan imunisasi HIB ini. Meskipun demikian, ada baiknya orang renta tetap mengupayakan anaknya mendapat iminisasi ini, lantaran imunisasi ini dimaksudkan untuk menangkal kuman yang sanggup mengakibatkan rada selaput otak atau meningitis dan pneumonia. Kedua penyakit tersebut tergolong penyakit paling berbahaya yang mengakibatkan ajal terbanyak pada anak-anak.
- Influenza. Imunisasi ini diberikan ketika anak berusia 6 bulan, dan dianjurkan untuk diulang setiap tahun, mengingat virus influenza bermutasi atau berubah struktur. Penyakit influenza atau abses susukan nafas ini sangat gampang menular dan sanggup mendatangkan komplikasi yang serius.
- IPD (Invasive Pneumococcal Disease). Imunisasi ini diberikan untuk mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kuman pneumokokus yang umumnya menyerang paru-paru dan otak. Imunisasi ini diberikan ketika anak berusia 2 bulan, yang kedua ketika anak berusia 4 bulan, dan yang ketiga ketika anak berusia 6 bulan. Pengulangan imunisasi IPD dilakukan ketika anak berusia 12 - 15 bulan.
- Hepatitis A. Imunisasi ini diberikan untuk mencegah abses hati akhir virus hepatitis A. Imunisasi ini diberikan ketika anak berusia 2 tahun ke atas, dan pengulangan imunisasi ini dilakukan 6 - 12 bulan setalah imunisasi pertama.
- Thypoid. Imunisasi ini untuk mencegah penyakit tipus. Diberikan ketika anak berusia 2 tahun ke atas, dan imunisasi ulangannya dilakukan setiap 3 tahun sekali.
- Varisela. Imunisasi ini diberikan untuk mencegah penyakit cacar air akhir virus Varicella Zooster. Imunisasi ini diberikan ketika anak berusia 5 tahun, dan pengulangannya dilakukan setalah anak berusia dewasa.
Jarak antara imunisasi dasar dengan imunisasi lanjutan (booster) dari masing-masing imunisasi tidaklah sama. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan sistem kekebalan tubuh. Apabila jaraknya terlalu dekat, dikuatirkan justru akan melemahkan pengaruh vaksin ulangannya. Sebaliknya, apabila jaraknya terlalu lama, dikuatirkan antibodi dalam badan akan menurun drastis hingga mengakibatkan rentan terjangkit penyakit yang justru ingin ditangkal.
Tubuh mempunyai ambang pencegahan atau titer antibodi terhadap serangan masing-masing penyakit. Seseorang sanggup tidak terjangkit penyakit tertentu jikalau antibodinya melebihi ambang pencegahan dalam tubuhnya. Itulah sebabnya imunisasi lanjutan atau imunisasi ulangan sangat penting.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Pentingnya Imunisasi (Vaksinasi) Lanjutan"
Post a Comment