Menikmati Keindahan Gunung Bromo

Gunung Bromo merupakan gunung berapi aktif yang memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut. Termasuk dalam tempat Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Gunung Bromo masuk dalam empat wilayah kabupaten yang berbeda, yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo. Gunung yang memiliki kaldera seluas 10 kilometer persegi ini, populer dengan lautan pasir dan keindahan sunrise-nya.

Sebagai tempat tujuan wisata, gunung Bromo tidak hanya populer di Indonesia tapi juga dikenal di manca negara.  Selain hawa pegunungan yang sejuk, lautan pasir Bromo merupakan salah satu hal yang diminati oleh banyak wisatawan. Dan yang paling dinantikan dari gunung Bromo tentu saja pemandangan ketika matahari terbit dan ketika matahari tenggelam. Menikmati matahari terbit di Bromo, kita akan disuguhi suatu pemandangan alam yang begitu indah.

Perjalanan menuju gunung Bromo sanggup ditempuh melalui tiga jalur yang berbeda :
  1. Dari arah Pasuruan, merupakan pintu gerbang barat dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Pintu masuk melalui desa Tosari menuju lautan pasir yang merupakan sentra obyek wisata ini terbilang cukup berat, jalur turunan dari Penanjakan ke arah lautan pasir sangatlah curam.
  2. Dari arah Malang, jalur ini sangat jarang dilalui oleh wisatawan. Rute yang harus ditempuh yaitu dari Malang - Tumpang - Pronojiwo hingga hingga ke pertigaan Jemplang.  Dari pertigaan Jemplang ini, ambil arah ke utara untuk memasuki lautan pasir Bromo. Ini merupakan gerbang selatan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jika anda berjiwa petualang, jalur ini sangatlah cocok untuk anda.  Sepanjang perjalanan akan disuguhi dengan pemandangan padang rumput (sabana) dan bunga yang luas, sebelum karenanya hingga ke lautan pasir Bromo.  Tidak ada rumah penduduk bila melalui jalur ini.
  3. Dari arah Probolinggo, jalur ini merupakan pintu gerbang utara dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jalur yang banyak dilewati oleh para wisatawan alasannya medannya yang terbilang mudah. Rute yang harus ditempuh dari Probolinggo - Tongas - Sukapura - Cemoro Lawang. Melalui rute ini kita akan banyak menemukan rumah persinggahan.
Jika anda penggemar fotografi, dan ingin mengabadikan keindahan ketika matahari terbit ibarat yang banyak ditampilkan di foto-foto yang banyak dijumpai di media sosial, sebaiknya anda melalui pintu gerbang barat Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Untuk sanggup menikmati keindahan matahari terbit di Bromo, biasanya wisatawan akan berangkat menuju puncak Pananjakan sekitar jam 3 pagi. Sebelum itu, ada baiknya, kita mengunjungi auditorium Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Di sini kita sanggup melihat maket tempat Bromo Tengger Semeru serta aneka macam macam foto mengenai gunung Bromo, dari proses terjadinya pegunungan Bromo Tengger, foto-foto mengenai upacara Yadnya Kasada, dan lain-lain.  Selain itu, di auditorium ini juga kita sanggup masuk ke ruang audio video yang akan memutarkan film yang menceritakan keindahan alam dan budaya suku Tengger di tempat Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Menjelang jam 3 pagi barulah perjalanan ke puncak Pananjakan di mulai. Jangan lupa sebelumnya pesan kendaraan beroda empat jip untuk mengantar kita ke Pananjakan. Perjalanan dengan kendaraan beroda empat jip ini akan melintasi lautan pasir dan mendaki Pananjakan. Perjalanan akan berakhir di perhentian puncak, dari sini akan dilanjutkan dengan berjalan kaki menaiki anak tangga ke Pananjakan view point. Dari sinilah kita akan disuguhi pemandangan yang sangat indah. Pergantian malam yang gelap perlahan akan menjelma jelas seiring dengan terbitnya matahari. Dari ufuk timur, perlahan akan muncul semburat warna merah, perlahan langit akan semakin terlihat jelas keemasan dan pohon-pohon mulai menampakkan bayangan hitam. Awan putih menghampar bagai permadani di langit menutupi bumi dengan puncak-puncak gunung menyembul di atasnya. Sungguh suatu momen yang sangat menakjubkan. Menunjukkan keagungan Sang Pencipta alam semesta. Semakin lama, langit semakin terang. Gulungan awanpun tersibak, maka tampaklah pemandangan gunung Bromo berdampingan dengan gunung Batok, gunung Kursi, gunung Widodaren, dan gunung Watangen di dalam hamparan kaldera lautan pasir pegunungan Bromo Tengger. Pada lingkar luar, terlihat tebing-tebing kaldera mengelilingi bagai mangkuk raksasa dengan latar belakang gunung Semeru. Satu keindahan alam yang sayang untuk dilewatkan.

Salah satu hal yang menarik dari Bromo yaitu kalderanya yang berupa lautan pasir, jadi tidak lengkap rasanya menikmati matahari terbit tanpa melintasi lautan pasir hingga ke kawah di puncak Bromo. Dari puncak Pananjakan, kita turun kembali ke bahari pasir dengan memakai jip hingga batas yang diijinkan, tidak jauh dari kaki gunung Bromo. Dari sini, kita sanggup berjalan kaki atau menyewa kuda. Mendekati puncak Bromo, kita mesti melewati tangga terjal, yang berdasarkan keterangan berjumlah 250 anak tangga hingga ke bibir kawah. Dari sini kita sanggup menikmati kawah aktif Bromo yang terus mengepulkan uap kuning yang mengandung belerang.

Perjalanan yang cukup melelahkan, akan terbayar ketika kita hingga ke puncak Bromo. Lautan pasir dengan sebuah pura di kaki gunung serta lereng gunung yang terjal membuat pamandangan eksotis yang menghilangkan rasa penat kita. 

Selamat berwisata. 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menikmati Keindahan Gunung Bromo"

Post a Comment