Gigi terdiri atas mahkota gigi dan akar gigi. Susunan gigi terdiri atas email (bagian paling luar gigi), dentin, dan rongga pulpa. Zat anorganik yang terbanyak menyusun email yakni hidroksiapaptit, demikian juga proses flourisasi yang membentuk flourapatit, yang berperan pada pembentukan dan perkembangan gigi, juga paling banyak terjadi di lapisan email dibandingkan pada lapisan dalam gigi.
![]() |
sumber : gigiberlubang.com |
Kriteria gigi sehat yakni fisik gigi dan syarafnya belum rusak, maksudnya masih bereaksi terhadap efek kimia, perubahan suhu dan mekanis. Karena letak email berada di pecahan luar gigi, kondisinya pun sangat dipengaruhi oleh aneka macam hal. Baik yang berdampak nyata maupun negatif yang bersumber dari makanan, minuman, saliva atau air liur, maupun basil yang ada di rongga mulut.
Tidak semua kuliner atau minuman berbahaya bagi gigi, tergantung seberapa besar tingkat keasaman yang dikandungnya. Makanan yang asam, bila mengenai gigi akan menimbulkan reaksi kimia (perubahan pH air liur) di dalam rongga mulut, Jika penurunan pH terjadi berulang kali dalam satu periode tertentu, akan mengakibatkan demineralisasi pada email gigi. Akibatnya, erosi akan terjadi yang menimbulkan email gigi akan rusak atau terkikis. Makanan atau minuman yang hambar juga sanggup mengakibatkan terjadinya erosi email. Diagnosa terjadinya erosi gigi didasarkan pada gejala ibarat permukaan gigi yang licin, tepi gigi yang membulat, dan berubahnya bentuk anatomi gigi. Selain dari faktor keasaman tersebut, kerusakan gigi juga sanggup disebabkan oleh :
- Faktor fisiologis yang disebut atsiri, yaitu kerusakan gigi lantaran mengunyah.
- Faktor abrasi, yaitu kerusakan gigi lantaran terkikis oleh proses mekanis, ibarat menggosok gigi yang salah.
- Faktor karbohidrat, terutama karbohidrat yang memiliki berat molekul rendah, ibarat gula. Ia akan meresap ke dalam plak dan diubah secara cepat oleh bakteri. Jenis gula sebagai penyebab karies pada gigi yakni sukrosa atau gula tebu.
Balita yang giginya masih berupa gigi susu, lebih gampang terjangkit karies gigi, hal ini disebabkan lantaran komposisi zat organik dan anorganik penyusun gigi balita belum sesempurna gigi orang dewasa. Gigi balita biasanya lebih rentan terhadap kuliner atau minuman yang mengandung asam dan gula. Itulah sebabnya kenapa penderita kerusakan gigi biasanya lebih banyak ditemukan pada para balita.
Salah satu pencegahan semoga kerusakan gigi balita tidak berlanjut yakni dengan segera membawa si kecil ke dokter gigi. Pemeriksaan dini akan sangat banyak menolong. Paling tidak, orang renta akan segera tahu, kerusakan gigi macam apa yang dialami oleh si kecil. Tindakan ini sekaligus mengantisipasi semoga kelak pertumbuhan gigi orisinil si kecil menjadi optimal.
Sedangkan pada orang dewasa, upaya pencegahan terjadinya kerusakan gigi yakni semoga kita sanggup menikmati gigi orisinil selama mungkin. Pencegahan kerusakan gigi sanggup dilakukan dengan cara senantiasa memperhatikan dan mengenali jenis kuliner yang dikonsumsi, apakah termasuk kuliner yang susah dicerna, mengandung asam, atau manis.
Kerusakan gigi sanggup diantisipasi, diantaranya dengan perawatan gigi secara teratur. Khusus pada anak-anak, tanamkan pengertian pentingnya perawatan gigi. Ajarkan pada mereka menggosok gigi sekali setiap 6 jam atau sedikitnya dua kali dalam sehari. Selain itu, biasakan juga minum air tawar sehabis mengkonsumsi kuliner atau minuman yang asam atau manis. Hal ini dilakukan semoga pH air liur segera kembali nomal.
Dan terakhir yang tidak kalah penting, apabila merasa ada kelainan pada gigi, ibarat terasa ngilu kalau terkena kuliner asam atau manis, segeralah periksakan ke dokter gigi, semoga kerusakan dini pada gigi sanggup segera diatasi.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Faktor Kerusakan Gigi Dan Pencegahannya"
Post a Comment