Dr. Muwardi

Dokter Muwardi, dilahirkan di Pati Jawa Tengah, pada tahun 1907. Dengan ilmu kedokteran yang dimilikinya, ia menjadi pendekar untuk mendukung  para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dokter Muwardi  ialah salah satu tokoh penting dalam insiden Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Muwardi mendalami ilmu kedokteran dikala ia berguru di Stovia. Sebagai dokter, ia mengambil spesialisasi telinga, hidung, dan tenggorokan (THT). Dengan ilmu kedokteran yang dimilikinya, ia banyak menyembuhkan rakyat yang menderita penyakit pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.

Pada bulan Agustus 1945, dikala bala tentara Jepang mengalah pada sekutu dalam Perang Pasifik, Dokter Muwardi gotong royong dengan para cowok dan tokoh-tokoh pemimpin pergerakan kemerdekaan membentuk organisasi Barisan Pelopor. Misi utama dari organisasi ini ialah untuk mengamankan para pemimpin perjuangan, menyerupai Soekarno dan Hatta.

Dalam rapat akbar yang diadakan di Lapangan Ikada Jakarta, pada tanggal 16 Agustus 1945, Barisan Pelopor bertugas untuk mengamankan Lapangan Ikada dari kerusuhan dan bahaya tentara Jepang. Berkat penjagaan yang dilakukan oleh Barisan Pelopor, rapat akbar tersebut berlangsung dengan aman. 

Saat insiden Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, Dokter Muwardi ikut menawarkan sambutannya setalah Soewirjo, wakil walikota Jakarta pada dikala itu. Stelah Indonesia merdeka, dibentuklah Barisan Pelopor Istimewa, yang bertanggung jawab atas keamanan Insinyur Soekarno, sebagai Presiden pertama Republik Indonesia. Meskipun aktif dalam berorganisasi, Dokter Muwardi tetap tidak melupakan tugasnya sebagai seorang dokter.

Pada awal tahun 1946, tentara Belanda yang memboceng tentara sekutu tiba kembali ke Indonesia. Hal ini menciptakan kondisi Jakarta kembali tidak amam, ketegangan tejadi di hampir seluruh wilayah Jakarta. Karena kondisi keamanan di Jakarta semakin tidak memungkinkan, para pemimpin Republik Indonesia memindahkan Ibu Kota Negara Republik Indonesia ke Yogyakarta. Bersamaan dengan hal tersebut, Dokter Muwardi juga lalu memindahkan Barisan Pelopor ke Surakarta. Selama dalam perang kemerdekaan, Dokter Muwardi senantiasa mendampingi dan menawarkan pengobatan kepada tentara dan pejuang yang terluka.

Selain aktif dalam menjalankan tugasnya sebagai dokter, Dokter Muwardi juga mendirikan sekolah kedokteran di tempat Jebres, Surakarta. Pada masa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1948, yang dikenal dengan peristiwa Madiun, Dokter Muwardi aktif membentuk kelompok-kelompok pergerakan untuk melawan aksi-aksi PKI dikala itu. Usahanya untuk melawan PKI tersebut, mengakibatkan ia diculik oleh PKI pada tanggal 13 September 1948. Beliau balasannya terbunuh dalam penculikan tersebut, dan hingga hingga dikala ini tidak diketahui di mana ia dimakamkan.

Atas jasa-jasanya dalam usaha pergerakan kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahi Dokter Muwardi gelar sebagai Pahlawan Nasional, menurut Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor : 190 Tahun 1964, tanggal 4 Agustus 1964. Nama ia juga diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Daerah di Surakarta.

Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dr. Muwardi"

Post a Comment