Unsur Dan Cara Pembuatan Peta

Dengan memakai peta, kita sanggup mengetahui segala hal yang berada di permukaan bumi, ibarat letak suatu wilayah, jarak antar wilayah, lokasi pegunungan, danau, bentuk sungai, jalan raya dan lain sebagainya. Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, juga merupakan sumber info bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

Karena begitu pentingnya fungsi dan manfaat peta, maka diperlukan suatu peta yang baik yang mampu memberikan info dan data-data dengan sejelas-jelasnya kepada penggunanya. Suatu peta dikatakan sebagai peta yang baik, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
  • Konform. Suatu peta dikatakan baik apabila digambar dengan sebangun sesuai dengan keadaan permukaan bumi orisinil yang sebenarnya.
  • Ekuidistan. Suatu peta dikatakan baik apabila jarak antar tempat di dalam peta sama dengan jarak antar tempat bersama-sama apabila dikalikan dengan skala.
  • Ekuivalen. Suatu peta dikatakan baik apabila luas kawasan atau bidang yang digambar pada peta dengan keadaan yang bersama-sama harus sama sesudah diperhitungkan dengan skala.

Unsur-Unsur Peta. Sedangkan suatu peta sanggup dikatakan lengkap, apabila terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
  • Judul. Terdapat di bab paling atas, biasanya menyebutkan jenis peta, lokasi wilayah, serta keadaan yang digambarkan dalam peta tersebut.
  • Skala. Angka yang memperlihatkan perbandingan jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya.
  • Tanda arah atau mata angin. Berbentuk ibarat anak panah yang selalu menghadap ke atas untuk memperlihatkan arah utara.
  • Tata warna. Untuk memperjelas obyek-obyek yang ingin disampaikan.
  • Simbol. Tanda-tanda yang umum, digunakan untuk mewakili keadaan bersama-sama ke dalam peta, yang sanggup diklasifikasikan menjadi dua, yaitu simbol fisiografis (fisik), ibarat relief, gidrologis, oseanologis, klimatoligis, dan lain sebagainya, serta simbol kultur ibarat jalur transportasi, batas sungai, dan lain-lain.
  • Lettering. Tulisan atau angka yang sanggup mempertegas arti dari simbol-simbol di peta.
  • Legenda. Berfungsi untuk memperjelas keterangan dari simbol yang ada dalam peta. Biasanya terletak di bab tepi peta.
  • Inset. Bertujuan memperlihatkan lokasi yang penting, tetapi kurang terang di peta, dan juga mempertajam atau memperjelas salah satu bab peta.
  • Garis astronomi. Berguna untuk memilih lokasi suatu tempat, ditandai dengan garis tepi yang memperlihatkan angka derajat, menit, dan detik tanpa perlu menciptakan garis bujur dan lintang.
  • Garis tepi. Garis ini sanggup dijadikan derma dalam menciptakan sebuah peta pulau atau suatu wilayah, supaya letaknya bisa sempurna di tengah. Gari tepi biasanya dibentuk rangkap.
  • Tahun pembuatan. Biasa juga disebut tahun reproduksi.

Cara atau Teknik Pembuatan Peta. Ada beberapa langkah yang harus diikuti dalam pembuatan peta. Urutan langkah-langkah tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan Arah Utara.
Arah utara dijadikan fatwa untuk pengukuran sudut arah setiap obyek atau titik ukur yang akan dipetakan. Arah utara juga mempunyai kegunaan dalam pembuatan tanda orientasi dikala penggambaran peta. Arah utara terdiri dari :
  • Utara magnetis, yaitu arah utara yang ditunjukkan oleh dampak magnetis bumi.
  • Utara grid, yaitu arah utara berdasarkan garis bujur dan garis lintang pada peta. Utara grid sering disebut juga dengan utara peta.
  • Utara geografis, yaitu arah utara yang melalui kutub utara dan kutub selatan bumi atau sering disebut juga dengan utara matahari.

2. Menentukan Titik Awal Pengukuran.
Titik awal pengukuran digunakan sebagai patokan untuk memilih titik ukur selanjutnya. Maka dari itu, pemilihan titik awal diusahakan berupa obyek yang permanen dan gampang dikenali. Obyek yang gampang dikenali contohnya titik pertemuan dua sungai, perempatan jalan, dan lain-lain.

3. Menentukan Letak Titik Ukur.
Menenrukan letak titik ukur dimaksudkan untuk mempermudah proses pengukuran. Titik ukur merupakan titik bantu supaya semua wilayah yang akan dipetakan sanggup terukur secara lengkap. Jarak antara titik ukur yang satu dengan titik ukur yang lainnya sebaiknya tidak terlalu panjang. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi tingkat kesalahan pengukuran. Beri tanda (bisa dengan tongkat) titik-titik ukur yang telah ditetapkan untuk mengetahui posisi titik ukur. Jumlah titik ukur yang ditentukan dicatat dalam tabel pengukuran supaya tidak ada titik yang terlewatkan dikala proses pengukuran berlangsung.

4. Mengukur Jarak Antar Titik Ukur.
Jarak antar titik ukur dihitung mulai dari titik awal dilanjutkan ke titik-titik ukur yang telah ditentukan. Pengukuran jarak antar titik ukur dilakukan dengan memakai meteran. Hasil pengukuran jarak antar titik dicatat pada tabel pengukuran. Pengukuran jarak sanggup dilakukan denagn metode sebagai berikut :
  • Pembanjaran lurus dilakukan dengan mengukur jarak secara sedikit demi sedikit bab per bagian. Tiap bab dibatasi dengan tongkat. Pembanjaran lurus dilakukan oleh dua orang, seorang membidik lurus dan yang satunya lagi menancapkan tongkat ukur sesuai komando pembidik.
  • Pengukuran pribadi dilakukan apabila panjang meteran sanggup mencapai jarak dua titik.

5. Mengukur Sudut Arah Antar Titik Ukur.
Sudut arah antar titik ukur sanggup ditentukan dengan memakai metode azimuth dan bearing. Sudut azimuth yaitu sudut arah yang diukur dari utara magnet bumi ke titik yang lain searah putaran jarum jam (kisaran sudut 0 - 360 derajat). Sudut bearing yaitu sudut arah yang diukur dari utara atau selatan magnet bumi ke titik yang lain, searah atau berlawanan dengan jarum jam dengan sudut maksimum 90 derajat. 

6. Mencatat Kenampakan Obyek di Sekitar Garis Lurus.
Kenampakan obyek yang terdapat di sebelah kanan dan kiri titik ukur dicatat pada tabel pengukuran. Kenampakan tersebut merupakan info penting untuk peta yang akan digambarkan.

7. Pengolahan Data.
Tahap pengolahan data dan analisis data dilakukan sesudah proses pengukuran lapangan. Data hasil pengukuran dihitung, diolah, dan dikoreksi untuk memilih posisi setiap titik hasil pengukuran pada kertas gambar. Data perlu dikoreksi alasannya yaitu sanggup terjadi kesalahan dalam pengukuran, baik kesalahan alami, kesalahan petugas pengukuran, maupun kesalahan alat. Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan simbol dan penentuan skala peta

8. Penyajian Data.
Tahap penyajian data yaitu penggambaran peta berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data. Langkah -langkah penyajiannya yaitu sebagai berikut :
  • Plotting titik awal pada kertas gambar. Posisi titik awal (titik 1) pada kertas gambar diplotkan sesuai dengan sketsa.
  • Menggambarkan titik 2 sesuai jarak dan azimuth hasil pengolahan data. Plotting jarak antar titik ukur dilakukan dengan memakai penggaris. Plotting sudut arah titik-titik hasil pengukuran dilakukan memakai busur derajat.
  • Menghubungkan titik-titk ukur hingga membentuk kenampakan sesuai sketsa.
  • Memberikan simbol dan keterangan pada hasil penggambaran.
  • Melengkapi peta dengan komponen-komponen ibarat judul, skala, tanda orientasi, legenda, dan garis tepi.

Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Unsur Dan Cara Pembuatan Peta"

Post a Comment