Hubungan Antara Pengetahuan Dan Keyakinan

Pengetahuan dan keyakinan sama-sama merupakan perilaku mental seseorang dalam kekerabatan dengan obyek tertentu yang disadarinya sebagai ada atau terjadi. Walaupun ada kekerabatan yang sangat erat, tapi pengetahuan tidak sama dengan keyakinan.

gambar : ilmupsikologi.com
Dalam keyakinan, obyek yang disadari sebagai ada tersebut, tidak perlu harus ada sebagaimana adanya. Sedangkan dalam pengetahuan, obyek yag disadari itu memang ada sebagaimana adanya. Oleh alasannya ialah itu, pengetahuan tidak sama dengan keyakinan, alasannya ialah keyakinan sanggup saja keliru tetapi sah saja dianut sebagai keyakinan. Apa yang disadari sebagai ada, sanggup saja tidak ada dalam kenyataannya. Sebaliknya, pengetahuan tidak sanggup salah atau keliru alasannya ialah begitu suatu pengetahuan terbukti salah atau keliru, maka tidak sanggup lagi dianggap sebagai pengetahuan. Apa yang dianggap sebagai pengetahuan lantas berubah status menjadi sekedar keyakinan belaka.

Salah satu persayaratan untuk menyampaikan bahwa seseorang mengetahui sesuatu ialah bahwa apa yang dinyatakannya sebagai yang diketahui dalam kenyataannya memang demikian adanya. Makara obyek yang diketahui tersebut harus ada, harus terjadi sebagaimana yang dinyatakan. Dengan kata lain, pengetahuan selalu mengandung kebenaran. Apa yang diketahui harus benar, yaitu harus ditunjang oleh bukti-bukti berupa pola pada fakta, saksi, memori, catatan historis, dan sebagainya.

Apa yang dianggap sebagai pengetahuan kemudian dirumuskan sebagai proposisi. Pengetahuan yang diungkapkan dalam proposisi itu hanya sah dianggap sebagai pengetahuan kalau proposisi itu memang dalam kenyataannya benar sebagaimana yang diungkapkan. Misalnya : semua bebek berwarna putih hanya sah menjadi sebuah pengetahuan kalau kenyataannya semua bebek berwarna putih, tapi kalau dalam kenyataannya tidak benar demikian, maka proposisi tersebut hanyalah menjadi sebuah keyakinan. Pengetahuan bukan sekedar perilaku mental alasannya ialah setiap pernyataan atau proposisi yang merupakan pengetahuan harus selalu mengandung kebenaran dan alasannya ialah itu selalu punya pola pada realitas.


Sehubungan dengan hal tersebut di atas, timbul dua pendapat yang berbeda :

  • Pendapat pertama menyampaikan bahwa agar ada pengetahuan, subyek yang bersangkutan harus sadar bahwa ia tahu. Jika ia tahu ihwal sesuatu, ia harus tahu bahwa ia tahu ihwal hal itu. Misalnya, para filsuf fenomenologi menyampaikan bahwa tahu ialah tahu bahwa seseorang mengetahui sesuatu. 
  • Pendapat kedua menyampaikan bahwa agar ada pengetahuan, tidak perlu ada kesadaran bahwa subyek itu tahu. Dalam banyak kasus kita tahu sesuatu, walaupun tanpa menyadari bahwa kita tahu. Barulah sehabis orang lain menyinggung hal itu, kita menjadi sadar bahwa gotong royong kita tahu.
Pendapat kedua gotong royong tidak bertentangan dengan pendapat pertama. Pendapat kedua intinya meneguhkan pendapat pertama bahwa pengetahuan gres benar-benar merupakan pengetahuan saat subyek tersebut sadar kembali akan apa yang mungkin pernah diketahuinya. Kendati kita tahu banyak hal, tetapi saat kita tidak sadar akan apa yang kita ketahui itu, hal tersebut belumlah merupakan pengetahuan. Kalaupun apa yang diketahui tanpa disadari itu dianggap sebagai pengetahuan, ini hanya merupakan pengetahuan terselubung dan belum merupakan pengetahuan yang aktual.

Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa agar ada pengetahuan, di satu pihak apa yang dinyatakan sebagai diketahui itu harus ada sebagaimana dinyatakan, tetapi di pihak lain di subyek sendiri harus sadar bahwa ia tahu ihwal apa yang dinyatakannya sebagai diketahui itu. Sampai dengan tingkat tertentu pengetahuan selalu mengandung keyakinan, yaitu keyakinan mengenai kebenaran pengetahuan itu. 

Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hubungan Antara Pengetahuan Dan Keyakinan"

Post a Comment