Persepsi kita bukan sekedar rekaman insiden atau obyek. Pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya menentukan interprestasi kita pada sensasi. Atau dengan kata lain, persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan situasional. Namun begitu, jika obyek atau insiden di dunia luar itu disebut distal stimuli, dan persepsi kita wacana stimuli disebut percept, maka percept tidak selalu sama dengan distal stimuli. Proses subyektif yang secara aktif menafsirkan stimuli, oleh Fritz Heider, disebut sebagai constructive prosess, yang mencakup faktor biologis dan sosiopsikologis individu pelaku persepsi.

1. Persepsi obyek :
- Stimuli ditangkap oleh alat indera melalui benda-benda fisik : gelombang, cahaya, gelombang suara, temperatur dan lain sebagainya.
- Bila kita menanggapi obyek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar obyek itu, kita tidak meneliti sifat-sifat batiniah obyek tersebut.
- Ketika kita mempersepsi obyek, obyek tidak bereaksi kepada kita, kitapun tidak menunjukkan reaksi emosional padanya.
- Obyek relatif tetap.
2. Persepsi interpersonal :
- Stimuli hingga kepada kita melalui lambang-lambang mulut atau grafis yang disampaikan pihak ketiga. Adanya pihak ketiga yang menjadi mediasi stimuli, mengurangi kecermatan persepsi kita.
- Dalam menanggapi sebuah obyek, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak pada alat indera kita. Kita tidak hanya melihat perilakunya, kita juga melihat mengapa ia berperilaku ibarat itu. Kita mencoba memahami bukan saja tindakan, tetapi juga motif tindakan itu.
- Ketika kita mempersepsi obyek, faktor-faktor personal kita dan karakteristik orang yang ditanggapi, serta hubungan kita dengan orang tersebut, mengakibatkan persepsi interpersonal sangat cenderung untuk keliru.
- Manusia berubah-ubah.
Dari hal-hal tersebut sanggup dilihat bahwa dalam persepsi interpersonal, stimuli kita menjadi sangat kompleks, kita tidak akan bisa menangkap seluruh sifat orang lain dan aneka macam dimensi perilakunya. Kita cenderung menentukan stimuli tertentu saja. Hal ini terang menciptakan persepsi interpersonal lebih sulit dibandingkan persepsi obyek.
Betapapun sulitnya kita mempersepsi orang lain, kita akan berhasil juga memahami orang lain tersebut. Buktinya, kita masih sanggup bergaul dengan mereka, masih sanggup berkomunikasi dengan mereka, dan masih sanggup menduga sikap mereka. Kita sanggup menduga karakteristik orang lain tersebut dari petunjuk-petunjuk eksternal yang sanggup diamati. Petunjuk-petunjuk itu yaitu deskripsi mulut dari pihak ketiga, serta petunjuk proksemik, kinesik, wajah, paralinguistik, dan artifaktual yang disebut sebagai petunjuk non verbal. Semua petunjuk eksternal yang sanggup diamati tersebut disebut faktor-faktor situasional.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Persepsi Interpersonal"
Post a Comment