Interpretasi Teks Sastra

Interpretasi teks ialah cara membaca dan menjelaskan teks yang lebih sistematis dan lengkap. Tidak ada batasan yang terang antara membaca dan menginterpretasikan sebuah teks. Bahkan seorang kretikus dan jago sastra yang satu dengan yang lain seringkali menginterpretasikan sebuah teks dengan cara yang amat berbeda. Bahwa perbedaan yang timbul tersebut sanggup didiskusikan. Pada dasarnya perbedaan interpretasi suatu teks sastra tersebut terjadi disebabkan oleh sifat teks sastra, perbedaan yang besar antar pembaca, dan cara pergaulan sastra dalam masyarakat.

Sifat teks sastra. Hubungan terpenting ialah penanganan materi dalam teks sastra dan kekerabatan khusus antara teks sastra dan dunia nyata. Suatu teks sastra seringkali menarik perhatian lantaran di dalamnya terdapat banyak kiasan dan susunannya yang tidak lazim. Kiasan dan susunan tersebut terkadang menciptakan sebuah teks sastra menjadi bermakna ganda atau ambigu, sehingga membawa pembaca kepada interprestasi yang berbeda-beda. Pada umumnya menginterpretasikan puisi lebih rumit daripada menginterpretasikan roman.

Adanya kekerabatan yang khusus antara teks sastra dengan dunia nyata, mengakibatkan sebuah teks sastra akan lebih terbuka dan menghadapkan pembaca kepada masalah-masalah dalam interpretasi. Kemungkinan untuk mengenal dan menginterpretasikan kenyataan yang direka berbeda berdasarkan ragam dan berdasarkan periode. Dalam dongeng dan roman realistik, kemungkinan tersebut lebih besar dibandingkan dalam teks-teks modernistik atau pasca modernistik. Sedangkan kebanyakan dalam dongeng kisahan sanggup diinterpretasikan secara relatif bermakna tunggal, namun kekerabatan antara bencana dan tokoh tidak selalu gampang ditentukan sehingga mengakibatkan perbedaan interpretasi.

Dalam kekhususan atau keistimewaan suatu teks sastra, dongeng rekaan, anekdot, atau mitos sering kali ditemukan suatu makna yang lebih umum. Teks ingin menyampaikan lebih daripada apa yang diungkapkan secara langsung. Makna yang lebih umum tidak sama  bagi semua orang. Langkah dari yang khusus ke yang umum tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi menuntut pilihan tertentu. Pembaca mempunyai kebebsab tertentu dalam penentuan makna umum atau makna sebenarnya, yang juga disebut makna tematik. Pembaca juga sanggup memberi makna lain dari niatan pengarang kepada teks. Misalnya, interpretasi feministis tertentu, sedangkan interpretasi psikoanalistis sengaja melaksanakan hal tersebut.

Sehingga, selain sifat-sifat teks itu sendiri, perbedaan interpretasi sanggup juga bersumber pada perbedaan antar pembaca. Perbedaan antar pembaca secara perorangan tidak sanggup digambarkan dengan istilah umum lantaran banyaknya kemungkinan variasi dalam hal umum, pengetahuan, minat, dan latar belakang. Perbedaan antar kelompok sanggup digambarkan secara sistematis, dengan bertolak dari perbedaan dalam hal pendidikan, lapisan masyarakat, agama, atau gender.

Pembaca akan menginterpretasikan sebuah teks dengan cara berbeda-beda, terutama lantaran perbedaan latar belakang pengetahuan sastra dan pengalaman kesastraannya. Dalam hal pengalaman, pembaca yang berpengalaman tidak akan terlalu menerima kesulitan dalam membaca suatu teks. Sedangkan perbedaan dalam pengetahuan latar belakang antara lain mengenai isyarat dan konvensi. Kode ialah sistem peraturan yang memilih bahwa tanda-tanda tertentu sanggup dihubungkan dengan makna-makna tertentu. Konvensi ialah rujukan atau struktur yang lazim dipakai dalam suatu ragam sastra. Kode dan konvensi terkadang dipakai dengan arti yang sama, akan tetapi pengertian isyarat lebih ketat ketimbang konvensi. Kode yang penting dalam teks ialah isyarat bahasa. Setiap bahasa mengenal peraturan-peraturan semantik, sintaksis, dan lain sebagainya. Berdasarkan peraturan tersebut, teks akan menerima maknanya. Suatu teks sastra sanggup dipahami dengan baik apabila memenuhi unsur pengetahuan perihal isyarat bahasa (kode primer) dan penggunaan isyarat sastra (kode sekunder). Contoh isyarat sastra atau sekunder ialah isyarat yang memilih bahwa tanda-tanda bentuk menerima suatu makna atau disemantisasikan. Pengetahuan perihal isyarat dan konvensi hanya merupakan sebagian dari latar belakang pengetahuan kita, lantaran di sampig itu masih ada pengetahuan perihal tema, motif, dan dongeng atau materi yang kita peroleh dengan membaca atau dengan cara lain.

Pada interpretasi khusus juga diharapkan latar belakang pengetahuan khusus. Misalnya, interpretasi yang cenderung ke sosiologi, itu berarti pengetahuan perihal kondisi sosial pada masa karya sastra ditulis, hal itu dilatarbelakangi oleh minat spesialis sosiologi sastra terhadap kekerabatan antara karya sastra dan latar belakang sosialnya. Minat khusus menyerupai itu merupakan cuilan dari pandangan tertentu perihal sastra, yaitu sifat, fungsi, dan nilainya. Perbedaan dalam latar belakang pengetahuan yang dianggap penting serta perbedaan dalam pandangan sastra lainnya menghasilkan perbedaan interpretasi yang terang dan sanggup dideskripsikan. 

Perbedaan dalam interpretasi terjadi lantaran pergaulan kesastraan dalam suatu lingkungan kebudayaan. Karya sastra juga diterjemahkan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Terjemahan ke dalam bahasa lain selalu merupakan interpretasi. Oleh lantaran itu, penerjemah harus berkali-kali mengambil keptusan lantaran bahasa target memperlihatkan kemungkinan dan memberi batasan yang berbeda dengan bahasa sumber. Interpretasi dipandang sebagai suatu proteksi arti secara sistematis, yang mengusahakan klarifikasi atau keterangan yang memadai dan memuaskan.

Semoga bermanfaat.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Interpretasi Teks Sastra"

Post a Comment