Ilmu pengetahuan telah mempermudah jalan bagi kehidupan manusia. Tapi ilmu pengetahuan tidak bisa memenuhi sisi rohaniah manusia, tidak sanggup mengarahkan insan pada impian yang dicari insan sebagai tujuan tertinggi dari kehidupannya yaitu mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan. Oleh karenanya, insan mencari sumber selain ilmu pengetahuan untuk sanggup memenuhi sisi-sisi kejiwaannya tersebut. Sumber tersebut adalah filsafat.
Filsafat telah menggariskan hal-hal ideal bagi manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Manusia perlu memikirkan eksistensi, jiwa, membatasi kedudukan, serta memilih tujuan hidupnya. Dan filsafatlah yang bisa memahi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Filsafat bisa memenuhi kebutuhan alami dalam jiwa manusia, memilih tujuan dan impian dalam wilayah kajian watak dan politik, mengoreksi kesalah-kesalahan sesuai dengan aturan logika, serta menambah pemahaman mereka terhadap keindahan lewat estetika dan mendapat ketenangan jiwa dengan berusaha mengetahui diam-diam dan hakekat alam semesta dalam metafisika. Bertolak dari hal tersebut, semenjak dahulu filsafat selalu berada di balik semua gerakan sosial yang terjadi dalam masyarakat manusia.
Membicarakan obyek kajian filsafat, secara garis besar kita akan membagi dua kelompok filsuf, yaitu sebagai berikut :
- Filsuf yang mengingkari filsafat metafisika. Mereka ini digolongkan sebagai para penganut Filsafat Positivisme, yang berpandangan bahwa ilmu pengetahuan dengan segala cabangnya telah meliputi seluruh obyek, sehingga tidak menyisakan ruang sedikitpun bagi filsafat untuk mengkaji obyek tertentu kecuali dalam mengkaji hukum-hukum ilmiah yang mengantarkan cabang-cabang ilmu menjadi sebuah kajian yang lengkap, atau dengan menganggapnya tunduk pada satu metode dan meliputi bidang-bidang yang berbeda dari sebuah studi umum. Bahwa filsafat merupakan metode atau cara untuk menganalisa kata-kata dengan suatu analisa logika, demikian berdasarkan pandangan penganut Filsafat Positivisme Logis.
- Filsuf yang memperluas wilayah filsafat sehingga meliputi semua obyek pengetahuan manusia. Setiap lapangan pengetahuan memiliki filsafatnya sendiri. Filsafat tidak meliputi hal-hal partikular, tetapi berkisar pada prinsip-prinsip dan ide-ide umum atau universal. Para filsuf dalam kelompok ini beropini bahwa setiap persoalan ilmu pengetahuan memiliki sisi rasional yang menjadi perhatian filsafat, serta sisi persepsional yang merupakan obyek bahasan ilmu pengetahuan yang lebih spesifik. Obyek-obyek yang menjadi tujuan kajian filsafat pada prinsipnya tidak berbeda dengan obyek kajian ilmu-ilmu partikular.
Sementara dalam kaitannya dengan pengklasifikasian kajian filsafat, terdapat perbedaan pendapat di antara para filsuf. Di antara para filsuf tersebut ada yang membagi kajian filsafat menjadi dua bagian, yaitu :
- Filsafat teoritis, yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran, yang meliputi bidang matematika, ilmu-ilmu alam, dan teologi.
- Filsafat praktis, yang bertujuan untuk aplikasi praktis, yang khususnya meliputi bidang watak dan politik.
Selain itu, ada juga kelompok filsuf yang membagi kajian filsafat dalam lingkup ilmu-ilmu umum menyerupai metafisika, ontologi, epistemologi, serta ilmu logika dan ilmu-ilmu khusus menyerupai etika, estetika, psikologi, filsafat alam, filsafat hukum, dan sosiologi. Sementara Francois Bacon membagi kajian filsafat dalam lingkup filsafat ketuhanan, filsafat alam, dan filsafat manusia. Klasifikasi kajian filsafat yang dikemukakan oleh Francois Bacon tersebut dikenal dengan model pembagian moderen.
Beberapa bidang kajian obyek dan pedoman filsafat :
- Ontologi. Ontologi meliputi studi ihwal being/wujud. Ontologi (dan ilmu-ilmu lain) didasarkan pada perkiraan bahwa degan kemampuannya, insan sanggup mengetahui hakekat segala sesuatu dan mengetahui banyak sekali abjad hal-hal eksistensial. Kajian filsafat dalam bidang Ontologi ini banyak menuai pro dan kontra, baik dari para ulama maupun dari sebagian kalangan filsuf sendiri. Meskipun demikian, ia masih tetap eksis alasannya yakni kebutuhan insan terhadapnya. Ilmu-ilmu partikular membahas wujud materian dari banyak sekali segi yang berbeda, Tapi diantara ilmu-ilmu tersebut, baik ilmu alam, matetamatika, ataupun humaniora tidak satupun yang mengkaji wujud (being) sebagai sebuah totalitas, yaitu wujud mutlak immaterial, yang meliputi wujud spiritual serta wujug rasional yang ditarik budi dari materi (substansi, eksidensi, dan lain-lain). Oleh alasannya yakni itu, filsafat bertanggung jawab terhadap kajian wujud ini dan berusaha untuk mengetahui banyak sekali seginya, biar sanggup memenuhi kebutuha insan yang tidak bisa dipenuhi oleh ilmu-ilmu partikular.
- Epistemologi. Epistemologi meliputi studi ihwal pengetahuan. Pembahasan ihwal ilmu pengetahuan telah dimulai semenjak jaman para filsuf Yunani. Dasar mereka berfilsafat yakni alasannya yakni mereka sudah tidak lagi percaya terhadap pengetahuan inderawi. Dalam abad moderen ini, kajian ihwal pengetahuan (epistemologi) telah menjadi kajian yang bangun sendiri. Tokoh dari kajian ini yakni John Locke dan Emmanuel Kant. Aliran Epistemologi mempertanyakan ihwal asal-usul, esensi, batasan dan tingkat keyakinan pengetahuan.
- Aksiologi. Aksiologi meliputi studi ihwal nilai. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang secara khusus mengkaji cita-cita, sistem nilai atau nilai-nilai mutlak/nilai tertinggi. yaitu nilai-nilai yang dianggap sebagai tujuan utama. Dalam filsafat, nilai-nilai tersebut yakni kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Pembahan ihwal nilai terbagi dalam tiga cabang, yaitu Logika yang membahas ihwal nilai kebenaran dan membantu insan untuk berkomitmen pada kebenaran serta menunjukan bagaimana seharusnya berpikir secara benar, Etika yang membahas ihwal nilai kebaikan dan berusaha membantu insan dalam mengarahkan perilaku, Estetika yang membahas ihwal nilai keindahan dan membantu insan dalam meningkatkan rasa.
Disamping ketiga kajian tersebut di atas, ada kelompok filsuf yang memperluas lapangan filsafat. Kelompok ini tidak hanya membatasi filsafat pada tiga kajian tersebut (ontologi, epistemologi, dan aksiologi), tapi memperluasnya dengan menyertakan ilmu-ulmu lain, menyerupai filsafat hukum, filsafat agama, filsafat sejarah, dan filsafat politik.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Kajian Filsafat (Obyek Dan Pembagian Terstruktur Mengenai Kajian Filsafat)"
Post a Comment