Disjungsi dan konjungsi merupakan dua hal dari beragam pernyataan beragam yang banyak dipakai dalam pengolahan data. Hal ini dikarenakan dua pernyataan tersebut memiliki bentuk diagram yang sama, yang membedakan hanyalah pada tekanannya atau yang dimaksudkannya. Disjungsi yang dimaksud yakni disjungsi inklusif, yang dirumuskan dengan p v q. Sedangkan konjungsi yang dimaksud yakni konjungsi predikatif, yang dirumuskan dengan p ^ q.
Yang dimaksud dengan disjungsi adalah pernyataan yang dibuat dari dua pernyataan p dan q yang dirangkai dengan memakai kata hubung atau. Sedangkan konjungsi adalah pernyataan yang dibuat dari dua pernyataan p dan q yang dirangkai dengan memakai kata hubung dan.
Dalam ilmu hitung, pengolahan disjungsi sama dengan penjumlahan, oleh alasannya yakni itu pengolahan disjungsi disebut dengan penjumlahan logis. Sedangkan pengolahan konjungsi sama dengan perkalian, oleh alasannya yakni itu pengolahan dalam konjungsi disebut juga dengan perkalian logis.
Dalam ilmu hitung, pengolahan disjungsi sama dengan penjumlahan, oleh alasannya yakni itu pengolahan disjungsi disebut dengan penjumlahan logis. Sedangkan pengolahan konjungsi sama dengan perkalian, oleh alasannya yakni itu pengolahan dalam konjungsi disebut juga dengan perkalian logis.
Pernyataan beragam tersebut di atas, disjungsi dan konjungsi, walaupun tidak semuanya, ditinjau dari bentuk diagram himpunannya terdapat persamaan logisnya dengan pernyataan kategorik. Pernyataan disjungtif, walaupun tidak ada dalam pernyataan kategorik, tetapi ada persamaannya dengan adonan himpunan. Sedangkan pernyataan konjungtif sama dengan partikular afirmatif inklusif yang berbentuk perpotongan himpunan.
Pengolahan disjungsi dan konjungsi secara simpel dipakai dalam pengolahan lintasan arus. Andi Hakim Nasoetion dalam bukunya yang berjudul Landasan Matematika menjelaskan bahwa dari pelajaran fisika diketahui jikalau kedua kutub suatu sumber arus yang berbeda tekanan listriknya dihubungkan oleh suatu pengantar, maka mengalirlah arus listrik dari salah satu kutub itu ke kutub yang lain. Untuk mengatur aliran arus tersebut diperlukan suatu alat yang dipasang di antara kedua kutub tersebut yang disebut dengan tombol. Kumpulan sumber arus, penghantar, dan tombol pengatur jalannya arus tersebut disebut lintasan arus. Satu teladan senderhana wacana lintasan arus tersebut yakni lampu senter, yang sumber arusnya terdiri atas beberapa baterai kering. Ada tidaknya arus yang lewat di lintasan arus ini ditandai dengan menyalanya lampu yang harus dilalui oleh arus sewaktu mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Diagram arus yang digambarkan oleh Andi Hakim Nasution tersebut setara dengan suatu pernyataan yang keadaan nilai kebenarannya sama dengan nilai benar atau nilai salah. Tertekannya tombol sehingga mengalirkan arus sanggup dinyatakan dengan memperlihatkan nilai benar, sedangkan dalam keadaan tidak mengalirkan arus dengan terlepasnya tombol sanggup dinyatakan dengan memperlihatkan nilai salah. Dengan demikian, mengalirnya arus di dalam lintasan arus, bersamaan bentuk dengan adanya suatu pernyataan di dalam keadaan yang benar.
Diagram lintasan arus yang bertombol satu menyerupai dalam teladan senter tersebut, memperlihatkan adanya persamaan bentuk dengan pernyataan tunggal sebagai salah satu bab dari pernyataan disjungsi atau konjungsi. Sedangkan apabila dipasangkan lebih dari satu tombol, diagram lintasan arus yang bersamaan dengan pernyataan disjungsi dilakukan dengan pemasangan tombol secara sejajar (paralel), dan pernyataan konjungsi dilakukan dengan pemasangan tombol secara seri. Atau dengan kata lain yang lebih sederhana, disjungsi sama dengan diagram sejajar (paralel), sedangkan konjungsi sama dengan diagram seri.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Disjungsi, Konjungsi, Dan Diagram Arus"
Post a Comment