David Hume : Skeptisisme

David Hume, lahir di kota Edinburgh, pada tahun 1711. Dalam perjalanan hidupnya, Hume pernah diangkat sebagai Sekretaris Muda dalam Departemen Luar Negeri Kerajaan Inggris. Buku karyanya yang populer yaitu Enquiry Concerning Human Understanding, yang ditulisnya tahun 1748 dan Enquiry Concerning The Principles Of Morals, yang ditulisnya pada tahun 1751. Hume meninggal dunia pada tahun 1776.

sumber : wikipedia.com
Perkembangan filsafat modern terbagi dalam dua cabang besar, yaitu Rasionalisme dan Empirisme. Paham empirisme bermula dari Inggris, dengan pelopornya yaitu Francis Bacon. Paham empirisme mencapai puncaknya dalam filsafat David Hume. Hume secara definitif melepaskan tradisi metafisik Barat yang berlangsung dari Heraklit hingga Leibniz. Hume membuka jalan bagi perkembangan bentuk-bentuk filsafat anti metafisika modern. Hume merupakan pemikir positivis pertama lantaran ia menyangkal segala apa yang melebihi faktisitas murni. 

Hume menyangkal anggapan paham rasionalisme bahwa ada paham-paham dan prinsip-prinsip yang kita ketahui berasal murni dari nalar budi, lepas dari segala pengalaman. Menurut Hume, segala isi kesadaran berasal dari pengalaman indrawi. Menurutnya hanya ada dua pengertian, yaitu 
  • Pengalaman indrawi, baik dari luar maupun  dari dalam yang berupa perasaan-perasaan batin, yang disebut impressions.
  • Isi-isi hasil asosiasi impresi-impresi itu, yang disebut ideas atau gagasan. termasuk dalam penggalan ini yaitu prinsip-prinsip ilmu ukur dan juga pikiran wacana Tuhan. 
Karena gagasan-gagasan ini semata-mata berdasarkan asosiasi impresi-impresi, pengalaman-pengalaman indrawi dan batin, maka gagasan tersebut tidak mempunyai eksistensi sendiri. Demikian juga, fatwa tidak sanggup mengetahui apapun wacana Tuhan. Gagasan-gagasan itu semata-mata mencerminkan proses-proses psikis kita dalam menghubungkan dan mengkombinasikan data-data empiris. Itulah sebabnya, konsepsi Hume disebut Psikologisme.

Hume menolak adanya kebenaran-kebenaran yang mutlak dan pasti. Menurut Hume, semua kebenaran bersifat faktual, dalam arti berdasarkan adanya kesan indrawi atau data pengalaman yang kebetulan. Yang sanggup kita ketahui semata-mata hanyalah kesan-kesan indrawi satu-satu. Tidak ada kepastian bahwa pengalaman yang sering terulang akan terus terulang. Hukum alam bukanlah kepastian obyektif, melainkan semata-mata hanya berdasarkan iktikad kita. Sedangkan iktikad sendiri berdasarkan perasaan kebiasaan, kita sudah terbiasa bahwa apa yang dulu terjadi akan terjadi lagi. Kaprikornus bahwasanya tidak ada kepastian, melainkan hanya kebarangkalian. Oleh lantaran itulah, Hume menganut skeptisisme, ia tidak mendapatkan bahwa ada pengetahuan yang menawarkan kepastian.

Hume mengkritik dua pengertian paling dasar dari metafisika, yaitu pengertian kausalitas dan pengertian substansi. Menurut Hume, tidak ada korelasi kausalitas, pengamatan empiris selalu hanya menyediakan urutan dalam waktu, tidak pernah sebuah korelasi internal.  Demikian halnya dengan substansi, berdasarkan Hume, substansi merupakan gagasan psikologis, bukan ontologis. Dalam kenyataan kita hanya melihat pelbagai segi yang menempel pada sesuatu, dan tidak pernah sesuatu itu sendiri. Pengalaman indrawi tidak memuat apapun wacana sebuah substansi di belakang segi-segi tersebut. Hal ini berlaku juga bagi keakuan kita sendiri. Menurut Hume saya ini hanyalah gugusan kontinyu kesan-kesan. 

Hume memang seorang pemikir empiristik murni. Empirisme yaitu epistemologis lantaran mengenai batas kemampuan pengetahuan manusia, jadi termasuk epistemologi, filsafat pengetahuan

Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "David Hume : Skeptisisme"

Post a Comment