Sejarah Dan Tokoh Geografi

Sifat insan yang selalu ingin tahu dan kecenderungan insan untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, menciptakan insan selalu berinteraksi dengan alam sekitarnya. Jauh sebelum insan mengenal adanya teknologi ibarat dikala ini, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut insan seringkali berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden). Perpindahan yang dilakukan insan tersebut telah memberikannya pengalaman dan pengetahuan perihal bumi dan segala isinya.

Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan geografi berawal dari mitologi-mitologi yang berkembang di masyarakat pada dikala itu. Seiring dengan perkembangan alam pikir insan dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, insan mulai melaksanakan perjalanan dan penjelajahan ke aneka macam tempat di belahan bumi. Dari sinilah mulai lahir catatan-catatan perjalanan yang menjadi dasar perkembangan ilmu geografi.

Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menjadi belahan dan tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berikut sejarah singkat perkembangan ilmu geografi :

1. Geografi Jaman Klasik.
Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'geo' yang berarti bumi, dan 'graphien' yang berarti goresan pena atau penjelasan. Geografi sanggup diartikan sebagai ilmu yang mempelajari (memberikan penjelasan) perihal bumi, atau secara singkat geografi adalah ilmu bumi. Geografi sudah dikenal semenjak jaman Yunani Kuno di mana pada dikala itu pengetahuan dipengaruhi oleh mitologi. Barulah sehabis kurun ke-6 sebelum masehi pengetahuan perihal bumi mulai mempunyai dasar ilmu alam, ilmu niscaya dan proses penyelidikan perihal bumi dilakukan dengan menggunakan logika.

Pada masa sebelum masehi, pandangan dan paham geografi banyak dipengaruhi oleh paham filsafat dan sejarah. Uraian geografi bersifat sejarah, sedangkan uraian sejarah bersifat geografi. Pada masa ini juga sudah mulai dikenal adanya peta bumi dan atau lukisan fisis daerah tertentu.

   
Pemikir utama pada awal perkembangan ilmu geografi jaman klasik ialah :
  • Thales dari Miletus (640 - 546 SM), banyak menggali gosip perihal geografi. Thales beranggapan bahwa bumi berbentuk keping silender yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa di atasnya.
  • Anaximandros (550 SM), ibarat halnya Thales, ia juga beranggapan bumi berbentuk silender.
  • Herodatus dari Messana (485 - 425 SM), Herodatus lebih dikenal sebagai bapak ilmu sejarah. Namun begitu, hasil karyanya juga menyampaikan derma bagi geografi dan etnografi. Salah satu derma karyanya dalam geografi ialah catatan laporan geografi sekitar wilayah Timur Tengah.
  • Plato (428 - 348 SM), menyampaikan ilham dan gagasan buat perkembangan geografi.
  • Aristoteles (382 - 322 SM), sama halnya dengan Plato, ilham dan gagasannya menyampaikan derma yang besar buat perkembangan geografi.
  • Heraclides (320 SM), beropini bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat ke timur.
  • Erasthothenes (276 - 194 SM), orang pertama yang memperkenalkan istilah geografi, yang berasal dari kata 'Geographika'. Erasthothenes juga menunjukan bahwa bumi berbentuk ibarat bola. Hal tersebut dibuktikan melalui pengukuran pada dikala matahari berada di belahan bumi utara tepatnya di kota Aswan (Seyne) dengan menciptakan sumur sehingga sinar matahari sempurna tegak lurus di atas sumur tersebut. Pembuktian ini dilanjutkan dengan  membandingkan sudut tiba sinar matahari di kota Iskandariyah sehingga diperoleh hasil bahwa keliling bumi berjarak 252.000 stadia (1 stadia = 157 meter). Hasil pengukuran tersebut sama dengan keliling bumi yang sebenarnya.
  • Crates (150 SM), orang yang berbagi hasil pengukuran Erasthothenes menjadi sebuah globe pertama dalam bentuk yang sederhana. Crates menciptakan tiga benua suplemen sebagai penyeimbang globe yang dibuatnya. Pandangan Crates melahirkan konsep Antipoda atau benua selatan yang besar dan dikenal dengan nama Terra Australis.
  • Strabo (64 - 20 SM), dalam bukunya yang berjudul Geografica menjelaskan bahwa studi geografi tidak hanya mempelajari bentuk dan dimensi wilayah, tetapi juga perihal lokasinya, selain itu juga mempelajari korelasi antara insan dan lingkungan alamnya.
  • Claudius Ptolomaeus, dianggap sebagai peletak dasar geografi yang pertama. Dalam bukunya yang berjudul Geographike Unphegesis, Ptolomaeus menyampaikan batasan tentag geografi. Geografi merupakan suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menampakkan aneka macam penampakan umum yang menempel padanya. Menurut Ptolomaeus geografi berbeda dengan Chorografi, lantaran chorografi lebih mengutamakan ketampakan orisinil dari suatu wilayah, bukan terletak pada ukurannya (bersifat kualitatif), sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Sumbangan Ptolomaeus yang berharga bagi perkembangan ilmu geografi yaitu dalam hal pemetaan, termasuk teknik pembuatan peta (kartografi).

2. Geografi Jaman Abad Pertengahan.
Geografi pada kurun pertengahan masih bercirikan hasil laporan perjalanan, baik yang dilakukan melalui darat maupun laut. Pada masa ini selain banyak ditemukan daerah-daerah baru, konsep geografi yang bersifat matematis mulai berkembang lebih pesat, dikarenakan mulai longgarnya tekanan gereja terhadap para sarjana, terutama sarjana-sarjana ilmu alam yang hasil temuannya  bertentangan dengan tafsiran gereja akan kitab suci. Setelah Claudius Ptolomaaeus meninggal dunia, ilmu geografi mengalami kemunduran, terutama di Eropa. Tidak ada karya-karya penting geografi baik dari bangsa Yunani maupun bangsa Eropa lainnya. Dalam kurun waktu tahun 200 - 1.200 M merupakan jaman kegelapan di Eropa bagi pertumbuhan geografi dan pengetahuan perihal pemetaan.

Berbeda dengan wilayah Eropa, geografi mengalami perkembangan yang pesat di wilayah Arab yang banyak didiami orang-orang muslim. Periode kejayaan Islam telah menyempurnakan tradisi penulisan perihal bumi dan geografi. Ilmuwan-ilmuwan muslim tetap meneruskan dan mengembangkan  ilmu geografi Ptelomaeus maupun para jago geografi Yunani yang lain, terutama sehabis keberhasilan ekpedisi imperium Islam ke Eropa pada kurun ke-8. Perkembangan ilmu geografi dan ilmu lainnya di wilayah Arab didukung oleh faktor-faktor yang pada dikala itu tidak ada di wilayah Eropa, yaitu :
  • Merupakan jalur perdagangan yang ramai (jalur sutera), lantaran wilayah Arab merupakan daerah yang menghubungkan tiga benua, yaitu Asia, Eropa, dan Afrika.
  • Bahasa dan agama yang sama.
  • Kasulutaan (penguasa) sangat mendukung  pengembangan ilmu dan seni.
  • Banyaknya buku-buku ilmu pengetahuan (geografi, astronomi, dan lain-lain) yang diterjemahkan dalam bahasa Arab.
  • Dikembangkannya ilmu-ilmu dasar ibarat biologi, ilmu hitung, ilmu kedokteran, serta sistem desimal.
Sumbangan dari ilmuwan-ilmuwan Arab semakin menambah khazanah ilmu geografi dengan karya-karya goresan pena perihal klimatologi dan geomorforlogi. Tidak hanya dalam ilmu geologi dan pemetaan, ilmuwan-ilmuwan Arab juga banyak menyampaikan derma yang besar terhadap ilmu alam dan ilmu eksakta lainnya.

Tokoh-tokoh geografi pada kurun pertengahan, diantaranya ialah :
  • Al-Balkhi, pada tahun 921 M menghimpun hasil pengamatan terhadap sifat-sifat iklim hasil catatan para musafir ibarat Al-Mas'udi yang melaksanakan perjalanan ke Afrika hingga wilayah Mozambique dan memuat lukisan perihal muzon, dalam satu kitab yang diberi judul al-Ashkal, yang merupakan atlas mengenai iklim yang pertama.
  • Al-Biruni, pada tahun 1030 M menulis kitab al-Hind, yang merupakan karya geografi perihal India, yang mengemukakan perbedaan proses sedimentasi material yang terjadi antara belahan hilir dan hulu sungai, serta mengutip keterangan masyarakat Hindu bahwa pasang air maritim disebabkan oleh bulan.
  • Ibn-Batuta, merupakan tokoh muslim yang banyak melaksanakan perjalanan dan catatan perjalannya telah menyampaikan andil dalam perkembangan ilmu geografi.
  • Ibn-Khaldun, lebih dikenal sebagai jago sejarah, tapi tulisan-tulisannya mengenai organisasi kemasyarakatan, sistem mata pencaharian, dan keadaan kehidupan penduduk yang berpindah-pindah di daerah gurun maupun kehidupan penduduk di daerah perkotaan telah menyampaikan andil yang besar untuk perkembangan ilmu geografi.

Pada kurun pertengahan, perkembangan ilmu geografi tidak hanya terjadi di daerah Arab, di daerah China, ilmu geografi juga mengalami perkembangan dengan pesat. Pada masa itu, China merupakan salah satu sentra peradaban dunia yang banyak melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan filsafat. Ilmu filsafat di China lebih  menekankan pada korelasi yang baik antar sesama manusia.  Secara esensial ilmu geografi yang berkembang di China sama sekali terpisah dan tidak ada hubungannya dengan yang terjadi di Eropa, pandangan filsafat terhadap pengetahuan perihal bumi juga berbeda dengan yang berkembang di kalangan bangsa Yunani. Namun pada kenyataannya ada kesejajaran langkah-langkah dalam perkembangan konsep dan cara kerja dengan apa yang telah dikembangkan semenjak jaman Yunani. Ilmu geografi dan pemetaan yang berkembang di China mempunyai kekhasan, yang mengutamakan keseksamaan dan menyampaikan perhatian khusus pada hal-hal tertentu.

Menurut Needham, karya geografi China memuat hal-hal yang sanggup dibagi dalam 8 macam perhatian, yaitu :
  • kajian mengenai penduduk.
  • deskripsi kawasan-kawasan di China.
  • deskripsi wilayah di luar China.
  • kisah laporan perjalanan.
  • buku-buku uang khusus membicarakan China.
  • deskripsi mengenai daerah-daerah pantai yang khusus diharapkan bagi para nahkoda kapal.
  • deskripsi mengenai keadaan-keadaan topografi daerah pegunungan dan daerah aliran sungai tertentu dan perjuangan penanggulangan banjir pada kota atau daerah tertentu dengan menciptakan bangunan yang melindungi kota.
  • ensklopedia geografi.

Sedangkan tokoh-tokoh geografi jaman kurun pertengahan dari Eropa diantaranya ialah :
  • Marcopolo (1254 - 1324), seorang warga Venesia Italia yang melaksanakan perjalanan hingga ke China.
  • Bartolomeus Diaz (1486), seorang Portugis yang melaksanakan pelayaran ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
  • Vasco da Gama, seorang Portugis yang melaksanakan pelayaran ke Kalkuta India.
  • Christopharus Columbus, seorang Genoa yang menyeberangi samudera Atlantik hingga hingga ke benua Amerika.
  • Ferdinand Magelhans, berlayar hingga Amerika Selatan dan Filipina.
  • Nicholas Copernicus (1473 - 1543), mengemukakan pemikirannya bahwa bumi itu berputar atau berotasi.
  • Galelio Galeli (1564 - 1633), menyempurnakan pendapat Copernicus dan meyakinkan bahwa bukan matahari yang mengitari bumi, tetapi bekerjsama bumilah yang mengitari matahari. Hasil pemikirannya tersebut dituangkan dalam buku yang diberi judul 'Delemaciesolarie'. Pendapatnya ini ditentang oleh para pemuka gereja. Tahun 1633 Galelio Galeli ditangkap atas tuduhan telah menyesatkan dan murtad, ia dipaksa untuk mencabut pernyataannya. Karena menolak, akibatnya Galelio Galeli dieksekusi mati dengan cara dibakar hidup-hidup.
  • Johanes Kepler (1571 - 1630), mendukung pendapat Galelio Galeli dan menjelaskan lebih lanjut perihal pergerakan planet-planet termasuk bumi yang mengitari bumi dengan lintasan berbentuk elips.
  • Abraham Ortelius, lahir di Antwerp Belgia, tanggal 14 April 1527,  seorang tokoh yang sangat kuat dalam bidang sejarah geografi dan pemetaan. Abraham Ortelius merupakan orang pertama yang membukukan kumpulan peta dunia, sebanyak 53 jenis peta dari seluruh negara di dunia ia kumpulkan dalam satu buku. Atlas yang diberi nama 'Theatrum Orbis Terrarum' (Teater Dunia) pertama kali diterbitkan pada tanggal 20 Mei 1570. Buku atlas yang diciptakan oleh Abraham Ortelius yang paling populer sebelum muncul peta-peta di media online. Karya Abraham Ortelius tersebut dikenal dunia sebagai atlas moderen.

Puncak dari perkembangan geografi jaman kurun pertengahan ialah ketika Bernhardus Veranius, di Amsterdam Belanda, menulis buku yang berjudul 'Geographia Generalis' di simpulan jaman kurun pertengahan atau tepatnya pada tahun 1650. Buku Geographia Generalis menyatakan bahwa dalam  geografi terdapat dualisme, di satu pihak geografi mempelajari proses dan fenomena yang bersifat alamiah, di lain pihak disiplin ilmu geografi mempelajari fenomena sosial dan budaya yang berkembang dalam masyarakat. Berdasarkan hal tersebut Veranius membagi geografi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Geographia Generalis.
Geographia generalis, yang mempelajari proses dan fenomena alamiah. Geographia Generalis terbagi dalam tiga belahan yaitu :
  • Teresterial, yaitu pengetahua bumi sebagai keseluruhan bentuk dan ukurannya.
  • Falakiah, yaitu membicarakan korelasi bumi dengan planet dan bintang-bintang di jagat raya.
  • Komparatif, yaitu menyajikan deskripsi mengenai bumi secara keseluruhan

b. Geographia Spesialis.
Geographia spesialis, yang mempelajari daerah/wilayah sebagai hasil interaksi antara insan dan proses alamiah, meliputi iklim, permukaan bumi (relief), fauna dipermukaan bumi, serta kehidupan manusia. Geographia spesialis terbagi dalam tiga bagian, yaitu :
  • Aspek langit, yaitu secara khusus membicarakan keadaan iklim.
  • Aspek permukaan bumi, yaitu menyajikan relief, tumbuhan dan fauna di aneka macam negara.
  • Aspek manusia, yaitu membicarakan aneka macam penduduk, perdagangan, dan pemerintahan di aneka macam negara.

3. Geografi Moderen (Geografi Abad Ke-18).
Pandangan geografi moderen mulai berkembang pada kurun ke-18. Pada masa ini, geografi dipandang sebagai suatu disiplin ilmiah dan sudah dipandang dari segi ilmu praktis. Tokoh-tokoh geografi pada periode geografi moderen diantaranya ialah :

a. Immanuel Kant.
Immanuel Kant (1724 - 1804), seorang filsafat dari Universitas Koningsburg. Immanuel Kant menyatakab bahwa ilmu geografi  bukan hanya ilmu yang menggambarkan perihal keadaan alam, tetapi juga sebagai dasar dari sejarah. Immanuel Kant, spesialis filsafat yang meletakkan dasar-dasar geografi moderen menyampaikan bahwa ilmu pengetahuan sanggup dipandang dari tiga pandangan yang berbeda, yaitu :
  • Ilmu pengetahuan yang menggolongkan fakta menurut obyek yang diteliti.
  • Ilmu pengetahuan yang memandang korelasi fakta-fakta sepanjang masa, ibarat ilmu sejarah.
  • Ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta yang berasosiasi dalam ruang, dan ini merupakan bidang dari geografi.

b. Alexander Baron Van Humboldt.
Alexander Baron Van Humboldt (1769 - 1859), seorang ilmuwan yang mempelajari perihal penampakan fisikal dan biologikal. Humboldt memasukkan unsur insan dalam kajian alam semesta, di dalam karyanya yang berjudul 'Die Ernkunde', ia mendeskripsikan daerah regional di seluruh dunia. Humboldt banyak melaksanakan perjalanan ke daerah Amerika Selatan, ia menulis perihal profil benua tersebut. Humboldt dijuluki sebagai peletak dasar geografi fisika moderen. Van Humboldt menyampaikan batas-batas di antara ilmu pengetahuan dan membaginya ke dalam tiga golongan, yaitu :
  • Physiography, ilmu yang sistematik.
  • Naturchicte, penekanannya terhadap semua hal yang berafiliasi dengan waktu.
  • Geognesie oder weltbeschreibung, uraian perihal bumi yang membahas perihal persebaran contoh ruangan. 

c. Karl Ritter.
Karl Ritter (1779 -1839), seorang profesor geografi pertama di Universitas Frederich Wilhelm, Berlin Jerman. Pandangannya terhadap geografi dipengaruhi oleh pemikiran religius. Menurut Karl Ritter, bumi diciptakan oleh Tuhan biar insan sanggup berguru dan memakainya untuk tempat tinggal. Karl Ritter juga beropini bahwa alam menjadi faktor utama. Faktor alam menentukan tanda-tanda kemanusiaan. Pandangan Karl Ritter tersebut merupakan dasar pemikiran 'fisis determinis'. Karl Ritter dikenal juga sebagai peletak dasar geografi moderen.

d. Charles Darwin.
Charles Darwin (1809 - 1882), seorang baturalis dari Inggris yang populer dengan teori evolusi-nya. Teori evolusi Darwin kuat luas terhadap ilmu pengetahuan yang berkembang dikala itu. Konsep 'survival of the fittest' dan 'natural selection' yang ia kemukakan menjadi dasar pemikiran berkembangnya fasis determinis pada geografi. Pandangan Charles Darwin mempunyai dampak yang besar pada geografi sehabis era Humboldt dan Karl Ritter.
4. Geografi Akhir Abad Ke-19 - Abad Ke-20.
Pusat perhatian geografi pada kurun ke-19 ialah iklim, tumbuhan, hewan, serta terhadap bentang alam. Kebanyakan jago geografi pada kurun ke-19 lebih banyak memperdalam ilmu geologi. Sedangkan geografi insan pada kurun ke-19 mengalami kemunduran. Hal tersebut disebabkan semenjak maut Ritter sebagai tokoh geografi pada tahun 1859, tidak ada yang menggantikannya dalam waktu yang lama. Tokoh-tokoh geografi kurun ke-19 diantaranya ialah :
  • Frederich Ratzel (1844 - 1904). Ajarannya dikenal dengan 'Anthropogeographie', suatu paham fisis determinis atau geografi determinis yang menyatakan dengan tegas bahwa alam menentukan kehidupan manusia.
  • Ellen C. Semple. Tokoh yang merubah paham fisis determinis Retzel menjadi geographic control (pengawasan geografi).
  • Paul Vidal de la Blache (1845 - 1919), spesialis geografi dari Perancis yang juga dikenal sebagai Bapak Geografi Sosial Moderen yang sangat menentang pendapat dari Frederich Ratzel. Menurutnya, insan sanggup berperan aktif untuk mengolah unsur-unsur alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Paul Vidal de la Blache merupakan pencetus aliran possibilisme, yang menyampaikan bahwa alam hanya menyampaikan beberapa kemungkinan terhadap insan dan insan sendiri yang menentukan kemungkinan-kemungkinan tersebut. Manusia mempunyai akan dan pikiran untuk memperbaiki kehidupannya melalui kemungkinan yang ditawarkan oleh alam.
  • Elsworth Huntington (1876). Seorang jago geografi dari Universitas Yale Amerika Serikat, pemikiran geografinya sangat dipengaruhi oleh aliran geografi Ratzel. Menurutnya kondisi iklim suatu wilayah sangat menentukan tingkat kemajuan sosial budaya penduduknya.
  • Ferdinan von Richthofen (1833 - 1905). Memberikan rumusan konsep geografi yang merupakan sintesa dari pandangan Ritter dan Humboldt.
  • Alfred Hettner (1859 - 1941). Seorang jago geografi Jerman yang berhasil menyatukan pendapat dan pengertian perihal konsep dasar ilmu geografi di Jerman.

Ilmu geografi selam kurun ke-20 di Eropa melewati empat fase utama, yaitu :

  • Determinisme lingkungan, suatu teori yang menyatakan bahwa karakteristik insan dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya.
  • Geografi regional, yang memfokuskan pada pengumpulan gosip deskriptif perihal suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region.
  • Revolusi kuatitatif, perjuangan geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagi ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains dengan mengadopsi filosofi positifme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika (khususnya statistika) sebagai cara untuk menguji hipotesis.
  • Geografi kritis, muncul sebagai kritik atas positifisme dengan latar belakang filosofi eksistensialisme da fenomenologi.


5. Geografi Mutakhir.
Perkembangan geografi pada masa ini lebih mengarah pada upaya pemecahan persoalan yang dihadapai oleh umat manusia. Ilmu geografi dipandang sebagai bidang ilmu pengetahuan yang dilarang melepaskan diri dari disiplin keilmuan yang lain. Seperti halnya dengan disiplin ilmu pengetahuan lain, geografi juga menggunakan statistik dan metode kuantitatif dalam penelitiannya.
Setelah tahun 1960 perkembangan geografi semakin pesat. Pada tahun 1964, terdapat dua ilmuwan yang mengemukakan pemikiran gres perihal geografi, yaitu :
  • Chorley, berbagi pemikiran perihal geografi fisik.
  • Peter Haget, berbagi pemikirannya perihal geografi sosial.
Hasil pemikiran mereka perihal geografi mereka tuangkan dalam kumpulan goresan pena yang diberi judul 'Frontiers in Geography' dan 'Models in Geography'.
Studi Berry perihal model teoritis jaringan kota di Amerika Serikat sanggup diterapkan dalam struktur internal kota besar. Penggunaan aneka macam piranti moderen dalam mendukung studi geografi akan sangat bermanfaat terutama dalam penentuan batas wilayah, gerakan penduduk, batas wilayah, serta aneka macam persebaran fenomena geografi. Berry beropini bahwa geografi merupakan disiplin ilmu yang berorientasikan pada persoalan (problem oriented) dalam rangka interaksi antara insan dengan lingkungannya. 

Dalam perkembangannya ilmu geografi terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
  • fisis determinis, yang beranggapan bahwa kehidupan insan sepenuhnya dikendalikan oleh faktor alam, ibarat iklim, cuaca, dan lain-lain.
  • possibilisme, yang beranggapan bahwa faktor manusialah yang paling lebih banyak didominasi dalam kehidupan ini sehingga faktor alam sanggup disiasati oleh perkembangan teknologi manusia. 
Possibilism menganggap insan sebagai mahkluk yang aktif.

Apabila geografi wilayah (regional geography) dianggap sebagai kajian yang berkaitan dengan wilayah, maka geografi mutakhir sebagian bersifat wilayah. Metode wilayah masih merupakan alat yang penting bagi geografi mutakhir. Hanya saja wilayah bukan tujuan simpulan dari geografi melainkan geografi bersifat wilayah tapi bukan perihal wilayah.

Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Dan Tokoh Geografi"

Post a Comment