Faktor-Faktor Situasional Yang Menghipnotis Sikap Manusia

Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Delgado terhadap kera-kera gibbon dengan cara menstimulus salah satu bab otaknya, terlihat bahwa terjadi perubahan terhadap budbahasa dari kera-kera gibbon tersebut, yang awalnya damai menjadi agresif. Seekor keragibbon yang satu menyerang simpanse gibbon gila yang berada satu sangkar dengannya, tetapi sifat garang dari simpanse gibbon tersebut tidak ditunjukkan terhadap mitra betinanya. eaksi garang diungkapkan berlainan pada situasi yang berlainan, dengan hasil tersebut Delgado menyimpulkan bahwa respons otak sangat dipengaruhi oleh suasana yang melingkupi organisme. Kesimpulan tersebut membawa kepada imbas situasional terhadap sikap manusia.  

Menurut Edward G. Sampson faktor situasional mencakup sebagai berikut :
1. Faktor Ekologis.
Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku. Misalnya, banyak orang menghubungkan antara kemalasan atau tidak berminatnya masyarakat Indonesia pada mata pencaharian bertani dan matahari yang selalu bersinar setiap hari. Sebagian pandangan mereka telah diuji dalam banyak sekali penelitian, ibarat imbas temperatur pada tindakan kekerasan, sikap interpersonal, dan suasana emosional. 
2. Faktor Rancangan dan Arsitektur.
Lingkungan yang dibentuk insan serta lingkungan daerah tinggal insan sangat kuat terhadap sikap penghuninya. Satu rancangan arsitektur sanggup mempengaruhi contoh komunikasi di antara orang-orang yang hidup dalam naungan arsitektur tertentu. Demikian juga pengaturan suatu ruangan juga terbukti mempengaruhi pola-pola sikap yang terjadi di daerah itu.
3. Faktor Temporal.
Waktu juga kuat terhadap bioritma manusia. Tanpa mengetahui bioritma sekalipun banyak acara insan diatur menurut waktu. Misalnya makan, sekolah, bekerja, istirahat, dan lain sebagainya. Satu pesan komuikasi yang disampaikan pada pagi hari akan memperlihatkan makna yang lain kalau disampaikan pada tengah malam. Jadi, yang mempengaruhi insan bukan saja di mana mereka berada tetapi juga bilamana mereka berada.
4. Suasana Perilaku.
Roger Barker membagi lingkungan ke dalam beberapa satuan yang terpisah yang disebut suasana perilaku, ibarat ruang kelas, bioskop, toko, daerah ibadah, dan lain sebagainya. Pada setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur sikap orang-orang di dalamnya. 
5. Teknologi.
Teknologi juga kuat terhadap sikap manusia. Revolusi industri sering disusul degan revolusi dalam sikap sosial. Lingkungan teknologis (technosphere) yang mencakup sistem energi, sistem produksi, dan sistem distribusi membentuk serangkaian sikap sosial sosial yang sesuai dengannya. Bersamaan dengan itu tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi (infosphere) yang mempengaruhi suasana kejiwaan (psychosphere) setiap anggota masyarakat. Menurut Marshall McLuhan, bentuk teknologi komunikasi lebih penting daripada isi media komunikasi.
6. Faktor-Faktor Sosial.
Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, ialah faktor-faktor sosial yang menata sikap manusia. Dalam organisasi, hubungan antara anggota dengan ketua diatur oleh sistem peranan dan norma-norma kelompok. Besar kecilnya suatu organisasi akan mempengaruhi jaringan komunikasi dan sistem pengambilan keputusan. Karakteristik populasi, ibarat usia, kecerdasan, karakteristik biologis, mempengaruhi pola-pola sikap anggota-anggota populasi tersebut.
7. Lingkungan Psikososial.
Persepsi kita wacana sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan mempengaruhi sikap kita dalam lingkungan itu. Dalam organisasi, iklim psikososial memperlihatkan persepsi orang wacana kebebasan individual, keketatan pengawasan, kemungkinan kemajuan, dan tingkat keakraban. Studi wacana komunikasi organisasional memperlihatkan bagaimana iklim organisasi mempengaruhi hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan, atau antara orang-orang yang menduduki posisi yang sama. Pola-pola kebudayaan yang lebih banyak didominasi atau ethos, ideologi, dan nilai dalam persepsi anggota masyarakat mempengaruhi seluruh sikap sosial.

Fredericsen Price dan Bouffard, dua orang hebat psikologi sosial, meneliti hambatan situasi yang mempengaruhi kelayakan melaksanakan sikap tertentu. Ada situasi yang memperlihatkan rentangan kelayakan sikap atau behavioral appopriateness, ibarat situasi di taman dan situasi yang banyak memperlihatkan hambatan pada perilaku. Situasi yang permisif memungkinkan orang melaksanakan banyak hal tanpa harus merasa malu. Sebaliknya situasi restriktif menghambat orang untuk berperilaku sekehendak hatinya. Perilaku insan merupakan hasil interaksi yang menarik antara keunikan individual dengan keumuman situasional. (dari buku Psikologi Komunikasi, Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Faktor-Faktor Situasional Yang Menghipnotis Sikap Manusia"

Post a Comment