Membesarkan Anak Sendiri, Tanpa Ayah

Idealnya, sesudah menikah pasangan suami istri sanggup hidup dan tinggal dalam satu rumah. Apalagi sesudah pasangan suami istri tersebut dikaruniai anak. Peran ayah dan ibu dalam tumbuh kembang anak sama-sama penting. Dengan tinggal serumah, tentu ada kedekatan fisik, yang sangat besar lengan berkuasa pada perkembangan anak. Seorang ayah sanggup memperlihatkan tauladan kepada anak-anaknya, soal ketegasan, ketangkasan, serta bagaimana tugas seorang pria dalam lingkungan sosial, dan tentunya juga bagaimana cara menghadapi permasalahan hidup secara logis dan praktis, sifat yang cenderung dimiliki oleh seorang laki-laki.

Biasanya seorang ibu cenderung protektif terhadap anak-anaknya, sedangkan seorang ayah lebih memberi kebebasan dan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi banyak hal. Perbedaan karakter inilah yang menciptakan tugas seorang ayah dalam mengasuh anak menjadi sangat penting.

Dewasa ini, tantangan dan kebutuhan hidup dalam berumah tangga sangat beragam. Terutama persoalan ekonomi. Banyak ditemui dalam masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, seorang suami harus bekerja jauh dari keluarga. Mulai dari luar kota, bahkan hingga ke luar negeri. Dalam kondisi ibarat itu, tentunya suami gres sanggup pulang setiap ahad sekai atau bahkan hingga bertahun-tahun gres sanggup pulang menemui istri dan anaknya. Akibatnya dari hal tersebut, intensitas pertemuan antara ayah dan anak menjadi berkurang. Jika anak hingga kehilangan sosok ayahnya, tentu akan besar lengan berkuasa pada perkembangan mentalnya. Bahkan tidak tertutup kemungkinan akan muncul hal-hal negatif pada diri si anak, contohnya saja prestasi berguru menurun, emosi yang labil, dan lain sebagainya yang pada setiap anak akan berbeda-beda dampaknya. 

Oleh karenanya, untuk menghindari hal tersebut supaya tidak terjadi, orang renta harus lebih berkomitmen untuk mengelola waktu yang ada secara optimal. Dibutuhkan perjuangan lebih untuk tetap menjalin interaksi supaya kebutuhan anak akan seorang ayah tetap terpenuhi. Bentuk interaksi tersebut sanggup dibangun melalui banyak sekali cara, antara lain dengan memanfaatkan teknologi yang dikala ini sudah cukup modern untuk mempermudah komunikasi. Komunikasi antara ayah dan anak sanggup dilakukan dengan melalui telepon, email, video call, dan lain sebagainya, yang sanggup dipakai untuk saling bertukar kabar atau memperlihatkan semangat.

Namun begitu, walaupun teknologi sudah memudahkan komunikasi, bukan berarti hal tersebut menggantikan tugas eksklusif ayah begitu saja. Biar bagaimanapun kehadiran sosok fisik seorang ayah sangat dibutuhkan oleh anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua, dikala ayah harus bekerja jauh dari orang tua, di antara yakni :
  • Anak harus ditanamkan persiapan yang matang supaya sanggup mendapatkan fakta bahwa ayahnya akan atau bekerja di luar kota dalam jangka waktu yang lama.
  • Perhatikan kebutuhan emosial anak. Jika ada program penting yang sangat berarti bagi anak, sebaiknya sang ayah berusaha untuk sanggup menghadirinya.
  • Perhatikan juga kebutuhan anak untuk sanggup mengutarakan hal-hal yang dirasanya lebih nyaman dibicarakan dengan ayah 
Bekerja di luar kota bukan berarti ayah jadi menyerahkan seluruh tanggung jawab kebutuhan anak kepada ibu.

Memang tugas ayah dalam keluarga, khususnya buat anak tidak sanggup tergantikan. Tetapi dikala seorang ayah mesti bekerja jauh dari rumah, anak perlu mendapatkan kesempatan untuk sanggup bersahabat dengan sosok pria lain, contohnya paman, kakek, atau saudara pria lain. Dengan begitu dibutuhkan mereka sanggup membantu anak untuk tetap mencicipi tugas ayah dan berguru perihal tugas pria dalam lingkungan sosialnya. Hanya saja yang perlu diperhatikan yakni bahwa pendampingan tersebut harus tetap diadaptasi dengan anak, apakah si anak tersebut pria atau perempuan. Karena kebutuhan anak pria dan wanita terhadap sosok seorang ayah yakni berbeda. Dengan begitu, dimungkinkan anak akan sanggup tumbuh dan berkembang secara seimbang dan optimal, meskipun ayah mereka bekerja jauh di luar kota dalam waktu yang lama.

Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Membesarkan Anak Sendiri, Tanpa Ayah"

Post a Comment