Salah satu cuilan penting dari organisasi yaitu pengelompokan informal dan hubungan-hubungan langsung yang sanggup lebih besar lengan berkuasa dibanding hubungan-hubungan formal menyerupai yang ditunjukkan pada denah organisasi.
Organisasi informal memainkan peranan penting dalam dinamika sikap organisasi. Perbedaan pokok antara organisasi formal dan informal yaitu :
- Organisasi formal mempunyai tujuan, struktur, dan contoh kekerabatan kerja yang teratur melalui manajemen.
- Organisasi informal bangun di atas struktur yang tidak jelas, fleksibel, susah didefinisikan, keanggotaannya sulit ditentukan, dan contoh kekerabatan di antara para anggota tanpa tujuan khusus.
Sedangkan menurut Argyris, ada empat bidang utama di mana oerganisasi formal dan informal berbeda, yaitu :
- Hubungan -hubungan antar pribadi. Dalam organisasi formal hubungan-hubungan di antara orang-orang digambarkan dengan jelas, sedangkan dalam hubungan-hubungan informal sangat tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
- Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam organisasi formal serta muncul dan dipilih dalam organisasi informal.
- Pengendalian perilaku. Organisasi formal mengendalikan sikap karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan organisasi informal mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
- Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu organisasi informal.
Walaupun ada perbedaan-perbedaan tersebut, yaitu suatu kesalahan jika menganggap kelompok formal dan informal sebagai dua keatuan organisasi yang terpisah. Keduanya hidup bersama, berdampingan dan tidak sanggup dipisahkan. setiap organisasi formal selalu mempunyai organisasi informal, dan setiap organisasi informal berkembang dalam banyak sekali tingkatan organisasi formal.
Alasan utama terbentuknya organisasi informal adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusiawi (human needs) yang tidak sepenuhnya sanggup dipuaskan oleh organisasi formal. Misalnya, kebutuhan akan kekerabatan sosial, rasa mempunyai dan pengenalan diri, kebutuhan akan isu dan berkomunikasi, dan lain sebagainya.
Organisasi informal melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut :
- Menetapkan, memperkuat, dan meneruskan norma-norma dan nilai-nilai sosial budaya penting para anggota kelompok.
- Memberikan dukungan terhadap tujuan organisasi dan pertolongan terhadap pelaksanaan kiprah manajer.
- Menstimulasi komunikasi efektif dan dinamik sebagai alat komunikasi tambahan.
- Memberikan kepuasan dan status sosial kepada para anggota yang tidak sanggup diberikan oleh organisasi formal.
Kelompok-kelompok informal ini walaupun tidak ditetapkan secara formal oleh organisasi, sanggup mengakibatkan timbulnya banyak sekali duduk masalah bagi manajer. Masalah-masalah tersebut antara lain yaitu bahwa kelompok-kelompok informal membuat konflik, mendorong penolakan terhadap perubahan, menghidupkan dan mengembangkan desas-desus, dan mengembangkan keseragaman di antara para anggota, termasuk pembatasan pelaksanaan kegiatan.
Kelompok-kelompok informal tidak sanggup dihindarkan kehadirannya, dan administrasi akan melaksanakan tindkan sia-sia jika mencoba menentang dan menghapuskannya, alasannya yaitu hal ini akan mengakibatkan konflik terus menerus. Sikap administrasi yang paling baik terhadap organisasi informal adalah memahami, mencari persesuaian, dan melaksanakan kolaborasi yang saling menguntungkan dengan kelompok-kelompok informal. Manajemen organisasi formal lebih memusatkan perhatian untuk memelihara kesatuan untuk mencapai tujuan oerganisasi, sedangkan organisasi informal memperlihatkan kepaduan, kerjasama, dan kepuasan sosial bagi para anggota organisasi.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Organisasi Informal"
Post a Comment