Dalam suatu organisasi, dalam setiap tingkatan manajerial memiliki wewenang tertentu berkaitan dengan bidang tugasnya. Oleh karenanya, penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor penting bagi efektivitas organisasi. Tanpa suatu sistem wewenang, suatu organisasi tidak akan berfungsi.
Yang dimaksud dengan wewenang atau authority adalah hak untuk melaksanakan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan sesuatu biar tercapai suatu tujuan tertentu dalam organisasi. Sebagai contoh, seorang manajer suatu organisasi memiliki hak untuk memberi perintah dan tugas, serta menilai pelaksanaan kerja karyawan di bawahnya. Wewenang ini merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke bawahan dalam organisasi.
Dari mana sumber wewenang ? Pertanyaan tersebut dijawab oleh Chester Barnard dengan mengemukakan sebuah teori yang disebut teori penerimaan.
Chester Barnard mengatakan kalau suatu komunikasi direktif diterima seseorang, kepada siapa hal itu ditujukan, maka wewenang untuknya tercipta atau ditegaskan. Sekain itu, Chester Barnard menyampaikan pula bahwa seseorang akan bersedia mendapatkan komunikasi yang bersifat kewenangan apabila kondisinya :
Selain teori penerimaan tersebut, terdapat satu teori lain wacana sumber wewenang, yang bertentangan dengan teori penerimaan. Teori tersebut ialah teori formal.
- Teori Penerimaan (acceptance theory of authority). Teori penerimaan atau ajaran sikap beropini bahwa wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan, kunci dasar wewenang ada dalam yang dipengaruhi bukan yang mempengaruhi. Makara wewenang itu ada atau tidak tergantung pada penerima, yang memutuskan untuk mendapatkan atau menolak.
Chester Barnard mengatakan kalau suatu komunikasi direktif diterima seseorang, kepada siapa hal itu ditujukan, maka wewenang untuknya tercipta atau ditegaskan. Sekain itu, Chester Barnard menyampaikan pula bahwa seseorang akan bersedia mendapatkan komunikasi yang bersifat kewenangan apabila kondisinya :
- Dia sanggup memahami komunikasi tertentu.
- Pada dikala keputusannya dibentuk beliau percaya bahwa hal itu tidak menyimpang dari tujuan organisasi.
- Dia yakin bahwa hal itu tidak bertentangan dengan kepentingan pribadinya sebagai suatu keseluruhan.
- Dia bisa secara mental dan phisik untuk mengikutinya.
Kondisi tersebut oleh Barnard disebut zone of indifference. Sedangkan Herbert A. Simon menyebutnya dengan area of acceptance.
Selain teori penerimaan tersebut, terdapat satu teori lain wacana sumber wewenang, yang bertentangan dengan teori penerimaan. Teori tersebut ialah teori formal.
- Teori Formal. Teori formal ini sering disebut sebagai pandangan klasik. Teori ini menyebutkan bahwa wewenang ialah dianugerahkan. Wewenang ada alasannya ialah seseorang diberi atau dilimpahi atau diwarisi hal tersebut. Pandangan dalam teori formal menganggap bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian secara aturan diturunkan dari tingkat ke tingkat.
Dengan demikian, ada dua hal yang menjadi sumber dari wewenang, yaitu teori formal dan teori penerimaan, yang menyanggah teori formal.
Salah satu prinsip organisasi yang penting ialah bahwa individu-individu dalam organisasi seharusnya diberi wewenang untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Jika seorang manajer diberi tanggung jawab tertentu dalam organisasi, maka hendaknya ia juga diberi wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawabnya itu. Dalam praktek memang sulit terjadi kesesuaian antara tanggung jawab dan wewenang. Bahkan dalam suatu organisasi sendiri seringkali terjadi banyak kontradiksi mengenai hal tersebut. Tanggung jawab seorang manajer hampir selalu lebih besar dari wewenangnya, alasannya ialah hal tersebut merupakan ciri delegasi.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Pengertian Wewenang Dalam Manajemen"
Post a Comment