Ada kekerabatan yang sangat erat antara filsafat dengan ilmu. Namun demikian, di antara keduanya, ilmu dan filsafat, juga terdapat perbedaan-perbedaan yang memisahkan keduanya sebagai disiplin yang berbeda.
Perbedaan antara ilmu dan filsafat tersebut sanggup ditinjau dari segi :
1. Segi Objek.
Ilmu mengkaji hal-hal yang sanggup diindera untuk meletakkan teori-teori umum yang menafsirkannya. Misalnya, ilmu fisika, maka objeknya didasarkan pada jumlah (kuantitas) dan skala, menyerupai skala kecepatan bahan atau panjang sinar dan gelombang.
Sedangkan filsafat dalam mengkaji being dan pengetahuan sangat mencurahkan perhatian pada hal-hal yang bersifat rasional. Objek filsafat tidak mendapatkan skala ataupun ukuran kuantitas. Bahkan, sebagian pembahasan filsafat ada yang secara khusus mengkaji duduk masalah nilai (value) yang melampaui realitas dan berusaha untuk meletakkan ide-ide yang mengekspresikan apa yang seharusnya. Meskipun ada perbedaan objek, namun begitu penggunaan temuan-temuan ilmiah modern menjadi dasar anutan filsafat modern.
2. Segi Metode.
Ilmu membuat metode sensitivistik empiris dengan tujuan untuk menemukan sebab-sebab pribadi dari fenomena-fenomena alam yang dikajinya, menyerupai menafsirkan didih air pada tingkat panas tertentu, atau menyibak diam-diam penyekit tertentu dengan memeriksa kuman-kuman yang menjadi penyebabnya. Usaha ilmu untuk menafsirkan fenomena-fenomena alam dengan banyak sekali sebabnya secara langsung, atau menyingkap hubungan-hubungan yang stabil di antara fenomena-fenomena tersebut didasarkan pada keyakinan akan adanya suatu sistem yang stabil dan berkelanjutan pada fenomena-fenomena alam. Jika tidak, maka mustahil sanggup diprediksi terjadinya suatu fenomena pada dikala terjadinya fenomena lain yang berbeda.
Sedangkan metode filsafat ialah metode rasional deduktif. Filsafat tidak berhenti pada deskripsi atas apa yang dilihatnya. Namun lebih dari itu, ia berusaha untuk memahami dan merasionalisasikannya. Filsafat juga tidak mencari sebab-sebab yang bersahabat dan langsung, menyerupai yang dilakukan oleh seorang ilmuwan, namun lebih dari iru ia berusaha untuk mencari alasannya pertama dan tujuan yang jauh. Misalnya, mencari alasannya dari alam kosmik secara global atau menafsirkan diam-diam kehidupan secara utuh. Seorang filsuf, dalam mengkaji nilai sangat memperhatikan bagaimana cara untuk hingga kepada nilai yang tertinggi yang mutlak. Masing-masing metode ilmu dan filsafat merupakan suatu metode kritis, artinya, ia menghindari pandangan-pandangan masa lalu, kecenderungan-kecenderungan subyektif dan penilaian-penilaian yang tergesa-gesa, dengan tujuan untuk sanggup hingga pada kesimpulan-kesimpulan yang sempurna dan mantab. Hal inilah yang dimaksudkan oleh Francois Bacon, seorang tokoh metode ilmiah, ketika ia menyebutkan sisi negatif dari metodenya yang berusaha untuk memverifikasi rasio (akal) dari kesalahan-kesalahan dan keragu-raguan. Hal ini juga yang dimaksudkan oleh Rene Descartes, Bapak Filsafat Eropa Modern, dikala ia menyebutkan kaidah pertama metodenya. Di situ ia mengingatkan untuk menghindari ketergesa-gesaan dan tidak mengekor pada penilaian-penilaian masa lalu.
0 Response to "Perbedaan Antara Ilmu Dan Filsafat"
Post a Comment