Penganut aliran strukturalis berkiblat pada strukturalisme dalam ilmu bahasa yang dirintis oleh de Saussure. Dalam ilmu sastra pengertian strukturalisme sudah dipergunakan dalam aneka macam hal. Istilah struktur diartikan sebagai kaitan-kaitan tetap antara kelompok-kelompok gejala. Kaitan-kaitan tersebut diadakan oleh seorang peneliti berdasarkan observasinya. Sedangkan pembagian berdasarkan kelompok-kelompok didasarkan atas kaitan atau hubungan. Misalnya, dalam sebuah novel antara tokoh utama dan para tokoh pendukung terdapat hubungan asosiasi, antara tokoh utama dan tokoh lawan terdapat korelasi oposisi. Hubungan-hubungan tersebut bersifat tetap, artinya tidak tergantung pada sebuah novel tertentu.
Strukturalisme Ceko. Tokoh-tokoh utama dari fatwa strukturalisme Ceko ialah Jan Mukarovsky dan Felix Vodicka. Stukturalisme Ceko berkembang pada tahun tigapuluhan, berbarengan dengan aliran formalis. Kaum strukturalis berlawanan dengan fatwa positivisme, mereka menyangkal bahwa produk itu sempurna sama dengan penyebabnya. Kaum strukturalis Ceko sangat mementingkan penelitian empiris, berlawanan dengan fatwa anti positivistik yang mementingkan metafisika dan sejarah perkembangan ide-ide.
Mukarovsky menulis telaah-telaah sistematik mengenai korelasi antara seni sastra dan estetika, dan mengenai hubungan-hubungan antara karya sastra, individu pencipta, pembaca yang mendapatkan dan konteks sosial. Konsep utama yang diperkenalakan oleh Mukarovsky ialah konsep kembar mengenai artefact (karya seni sebagai tanda) dan obyek estetik (pengertian yang dikongkretkan oleh pembaca).
Menurut Mukarovsky, artefact tetap sama, tidak mengalami perubahan sedangkan obyek-obyek estetik selalu berubah. Oleh kaum strukturalis, artefact gres dipelajari pada tahap ke dua, sedangakan yang pertama dipelajari ialah obyek estetik. Aretefact tersebut diamati dan diterima oleh pembaca dan ditafsirkan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya sendiri yang berkaitan dengan konvensi literer yang berakar di dalam karya itu sendiri serta konvensi-konvensi yang dikenal oleh pembaca. Dengan demikian, pembaca akan mengkongkretkan artefact dijadikan obyek estetik. Tidak adanya kongkretisasi yang sempurna atau ideal, dikarenakan tidak samanya atau adanya perbedaan pengalaman dan konvesi literer serta situasi sosial historik, antara pihak pengarang dan pihak pembaca.
Mukarovsky beropini bahwa artefact harus mempunyai suatu nilai atau sifat universal tertentu yang mengakibatkan pembaca-pembaca dari aneka macam jaman selalu mengkongkretkannya. Nilai universal terjadi tidak alasannya artefact menunjukkan kapada fakta sejarah, melainkan kepada hakekat pokok dalam pengalaman insan yang tidak terikat kepada salah satu kurun waktu tertentu.
Pengertian struktur pada pokoknya berarti bahwa sebuah karya atau kejadian di dalam masyarakat menjadi suatu keseluruhan alasannya ada kekerabatan timbal balik antara bagian-bagiannya dan antara cuilan dan keseluruhan. Hubungan tersebut tidak hanya bersifat positif, menyerupai kemiripan dan keselarasan, melainkan sanggup juga bersifat negatif, menyerupai kontradiksi dan konflik. Suatu kesatuan struktural meliputi setiap cuilan dan sebaliknya bahwa setiap cuilan menunjukkan kepada keseluruhan ini dan bukan yang lain. Pengertian wacana struktur ini mengakibatkan kaum strukturalis mementingkan relasi-relasi yang terdapat antara aneka macam lapisan yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Relasi-relasi tersebut dibedakan antara lapisan fonologik, metrik ritmik, sintaktik, dan semantik.
Fungsi estetik sanggup dikenakan pada setiap obyek. dengan menekankan fungsi estetik, korelasi pribadi dengan dunia luar serta dengan kenyataan yang digambarkan, diperlemah. Akan tetapi bila mengamati sebuah obyek secara estetik terlihatlah suatu perspektif baru, bahwa memperlemah segi yang satu akan sekaligus memperkuat segi yang lain. Pengamatan estetik tidak mengesampingkan nilai-nilai lain, tetapi menempatkannya di dalam suatu perspektif baru. Menurut Mukarovsky, ada beberapa artefact yang mempunyai sifat-sifat tertentu sepanjang sejarah yang selalu menjadikan persepsi estetik. Artefact menyerupai itu disebut karya klasik. Hanya saja masih sulit bagi kita untuk menunjukkan dengan sempurna sifat-sifat mana di dalam artefact yang selalu menjadikan persepsi estetik atau dengan perkataan lain, sifat-sifat mana di dalam teks yang mengakibatkan sifat klasik dalam sebuah karya seni (sastra). Nilai-nilai estetik timbul alasannya korelasi antara pembaca dan teks. Bila kita menggolongkan sebuah karya ke dalam koleksi karya-karya klasik, maka kita akan menjumpai, terkadang faktor-faktor lain di luar teks akan mempengaruhi kita.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Aliran Strukturalisme Dalam Sastra"
Post a Comment