Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat perihal kebaikan bersama. Menurut Miriam Budiardjo, yang dimaksud dengan ilmu politik yaitu ilmu yang mempelajari perihal perpolitikan. Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Kehidupan yang baik menurut Plato dan Aristoteles yaitu 'en dam onia'.
Dimensi Keilmuan (Pengetahuan). Istilah dimensi memperlihatkan sudut pandag terhadap sesuatu. Dimensi keilmuan sanggup diartikan sebagai suatu pilihan bagaimana memandang dan mengkaji suatu ilmu pengetahuan. Dengan istilah yang sederhana, dari sudut mana memandang suatu ilmu pengetahuan, bisa dari sudut pandang :
- substansinya.
- cara memperoleh, mengembangkan, dan menggunakannya.
- manfaat atau nilainya.
Perbedaan dalam memandang suatu ilmu pengetahuan tersebut, pada hakekatnya yaitu cuma sebagai perbedaan kehendak, alasannya yaitu ketiga sudat pandang tersebut pada praktek berpikirnya tidak terpisahkan. Pada ketika mempelajari substansi dari ilmu pengetahuan, tidak akan terlepas dari impian bagaimana cara memperoleh, mengembangkan, dan menggunakannya serta tidak terlepas juga dengan apa manfaat dari yang dipelajari tersebut.
Memandang suatu ilmu pengetahuan dari dimensi keilmuan tidak terlepas dari lingkup :
1. Dimensi Ontologi.
Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'onta' yang berarti sesuatu yang sungguh-sungguh ada atau kenyataan yang bekerjsama dan 'logos' yang berarti ilmu atau teori. Makara ontologi yaitu studi yang membahas sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Sedangkan secara terminologi, ontologi diartikan sebagai metafisika umum, yaitu cabang filsafat yang mempelajari sifat dasar dari kenyataan yang terdalam. Ontologi membahas asas-asas rasional dari kenyataan.
2. Dimensi Epistemologi.
Epistemologi disebut juga dengan teori pengetahuan (theory of knowledge). Istilah epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'episteme' yang berarti pengetahuan, dan 'logos' yang berarti ilmu atau teori. Makara epistemologi yaitu dimensi filsafat yang mempelajari asal mula, sumber, manfaat, dan sahihnya pengetahuan. Epistemologi memperlihatkan dasar pijakan dalam memperlihatkan legitimasi bagi suatu ilmu pengetahuan untuk diakui sebagai suatu disiplin ilmu, dan memilih keabsahan dari disiplin ilmu tersebut.
3. Dimensi Aksiologis.
Istilah aksiologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'aksios' yang berarti nilai, dan 'logos' yang berarti ilmu atau teori. Makara aksiologis yaitu teori perihal nilai atau membahas perihal hakekat nilai atau sering disebut dengan filsafat nilai. Aksiologi ilmu pengetahuan berarti membahas nilai-nilai yang memperlihatkan batas-batas bagi pengembangan ilmu.
Ilmu Politik Dipandang Dari Dimensi Keilmuan. Dipandang dari dimensi keilmuan, ilmu politik tidak lepas dari beberapa aspek dimensi keilmuan tersebut.
1. Aspek Ontologis Kajian Ilmu Politik.
Pada tahap awal mempelajari ilmu politik, kita akan mencurahkan perhatian kepada kajian perihal negara atau lebih spesifik pada lembaga-lembaga politik formal (government) yang diakui dalam konstitusi. Fokus studi pemerintahan yaitu :
- mendefinisikan lembaga-lembaga pemerintahan.
- bagaimana lembaga-lembaga tersebut terinstitusionalisasikan.
- dinamika bekerjanya lembaga-lembaga tersebut.
Obyek utama dalam mempelajari ilmu politik yaitu kekuasaan, hanya saja kekuasaan di sini tidak hanya terbatas pada kekuasaan negara. Dinamika ilmu politik bisa dipahami secara lebih komprehensif dengan memasukkan dimensi masyarakat dalam kajian disiplin ilmu politik.
Apa ontologi keilmuan ilmu politik ? Ontologi keilmuan ilmu politik yaitu menyangkut semua hubungan kekuasaan yang berkaitan dengan urusan publik. Hubungan tersebut akan melibatkan pihak-pihak yang secara eksklusif berafiliasi dengan urusan publik, yaitu pihak negara, masyarakat, dan intermediari. Ketiganya akan selalu menghiasi setiap bahasan dalam ilmu politik khususnya studi perihal pemerintahan secara keseluruhan.
2. Aspek Epistemologis Kajian Ilmu Politik.
Dasar epistemologis atau teori pegetahuan merupakan salah satu aspek yang menyusun seuatu ilmu. Epsitemologis merupakan bahasan mengenai bagaimana cara mendapat pengetahuan atau metode yang dipakai dalam menyusun pengetahuan. Berbeda dengan pengetahuan pada umumnya, ilmu merupakan serangkaian pengetahuan yang didapat melalui metode keilmuan, demikian juga termasuk ilmu politik. Metode keilmuan yang dikembangkan pada ilmu-ilmu sosial berbeda dengan metode keilmuan ilmu-ilmu alam. Dengan demikian disiplin ilmu politik memiliki karakteristik tersendiri.
Menurut Garry Stoker, dalam bukunya yang berjudul 'Theory and Methods in Political Science', mengemukakan bahwa ada tiga pendekatan utama dalam ilmu politik, yaitu :
- pendekatan institusional (institutional studies).
- pendekatan tingkah laku/behavioralis (behavioralism analysis).
- pendekatan teori pilihan rasional (rational choice theory).
dengan demikian :
- menurut pendekatan institusional, ilmu politik dipahami sebagai serangkian aturan, prosedur, dan organisasi formal sistem politik dan dampaknya terhadap politik praktis.
- menurut pendekatan tingkah laku, ilmu politik memperlihatkan keteraturan yang sanggup dirumuskan dalam generalisasi-generalisasi yang sanggup dibuktikan kebenarannya dengan merujuk pada tingkah laris yang relevan. Pendekatan tingkah laris lebih menekankan pada penelitian fakta secara empiris.
- pendekatan teori pilihan rasional memandang bahwa politik dibuat atas dasar rasionalitas yang dibangun oleh masing-masing individu atau kelompok. Teori ini memakai daypikir deduktif yang diarahkan melalui teori empiris dan prediksi.
3. Aspek Aksiologis Kajian Ilmu Politik.
Aksiologis keilmuan sanggup diartikan sebagai bahasan mengenai kegunaan dari ilmu yang dikembangkan. Aksiologis mengkaji bagaimana ilmu tersebut dimanfaatkan. Aksiologis ilmu politik berkaitan erat dengan kiprah ilmuwan dan praktisi politik bagi masyarakat secara umum. Dengan ilmu politik, ilmuwan dan praktisi dituntut untuk bisa menganalisa fenomena politik yang terjadi dalam masyarakat, sehingga secara aktif bisa memperlihatkan solusi dan menuntaskan kasus yang terjadi dalam masyarakat. Pengabdian pada masyarakat merupakan muara aksiologis dari pengembangan ilmu dan pada ketika yang sama merupakan lokus pengembangan ilmu itu sendiri, termasuk juga ilmu politik. Ilmu politik dikembangkan tidak lain sebagai kegiatan yang ditujuakan untuk mengupas duduk kasus masyarakat dalam wilayah publik.
Hubungan antara negara, masyarakat, dan intermediari dalam urusan publik harus dipahami sebagai ontologi kajian atau obyek ilmu politik. Bagaimana cara memperoleh pengetahuan perihal obyek kajian tersebut, terkait dengan epistemologi dari studi ilmu politik. Epistemologi diterangkan lebih lanjut dengan serangkaian mekanisme yang dinamakan metode ilmiah. Pengkajian atas aturan-aturan dalam metode ini dinamakan metodologi ilmiah. Untuk memahami fenomena hubungan kekuasaan dalam ranah publik tersebut dilakukan dengan memakai analisis ilmu politik. Pemahaman ilmuwan politik mengenai obyek kajiannya yang diperoleh lewat seperangkat metodologi dan pendekatan ilmu politik yang dianutnya pada balasannya membawa konsekuensi pada bagaimana ilmuwan memahami duduk kasus masyarakat. Hal ini membawa pada pembahasan mengenai aksiologi keilmuan ilmu politik. Analisa atas duduk kasus yang menjadi obyek kajian yang digeluti ilmuwan politik akan berujung pada output yang dihasilkannya sebagai bab dari pencapaian kiprah bagi dedikasi masyarakat.
Makara jelaslah bahwa aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang melandasi studi ilmu politik pada dasarnya saling berafiliasi dan terkait sebagai struktur bagi bangunan keilmuan.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Ilmu Politik Dipandang Dari Dimensi Keilmuan"
Post a Comment