Perubahan Perilaku Sehabis Menikah, Wajarkah ?

Perubahan sangat sanggup terjadi pada pasangan-pasangan yang sudah menikah. Perubahan tersebut sanggup terjadi seketika tau perlahan-lahan. Tahu-tahu kita merasa pasangan kita bukanlah orang yang sama menyerupai dulu. Salah satu faktor penyebab perubahan yang terjadi tersebut yaitu tugas dan tanggung jawab gres setelah menikah. Tidak sedikit orang yang berubah alasannya yaitu tidak sanggup atau takut menghadapi tugas dan tanggung jawab tersebut.

gambar : detik.com
Masing-masing pasangan walaupun sudah saling mengenal, tapi tetap saja ada hal-hal yang belum diketahui sebelum menikah. Masing-masing tidak benar-benartahu kebiasaan dan sikap pasangan di rumah sebelum berumah tangga dengannya. Kebiasaan dan sikap yang berbeda ini sanggup menjadikan kekagatan pada pasangannya.

Jika kebiasaan atau perubahan yang terjadi tidak berkenan di hati pasangannya, persoalan niscaya akan muncul. Kalau sudah menyerupai itu, percekcokan niscaya terjadi, alasannya yaitu menganggap hal tersebut mengganggu dan tidak ideal dalam sebuah hubungan. Semakin terganggu dengan hal tersebut, pasangan kita akan menjadi sensitif terhadap hal tersebut. Sedikit-sediit sanggup timbul perdebatan.

Perubahan setelah ijab kabul tidak selalu bersifat negatif, banyak rujukan perubahan setelah penikahan yang positif. Msalnya apabila dulu malas bangkit pagi, setelah menikah pasangan kita menjadi terbiasa bangkit pagi. Perubahan yang positif sanggup disebut juga sebagai penyesuaian. Sebagai dua individu berbeda yang tinggal serumah, tentu kita perlu mengikuti keadaan dengan pasangan. Seberapa besar pembiasaan itu tergantung janji bersama antara kedua pasangan tersebut.

Idealnya, sebelum menikah, calon suami-isteri melaksanakan pembahasan perihal segala sesuatunya bersama-sama, kalau diharapkan hingga ke hal-hal yang sepelepun harus juga dibicarakan. Setelah menikah, yang sanggup dilakukan hanyalah berdikusi. berdiskusi merupakan jalan keluar terbaik untuk permasalahan-permasalahan rumah tangga. Jangan hingga persoalan sepele kesannya jadi besar alasannya yaitu terpendam. Kalau persoalan tidak sanggup diselesaikan berdua, mintalah pemberian orang lain yang sanggup dipercaya.

Akan lebih baik apabila jalan keluar yang dicapai memungkinkan kedua belah pihak untuk sama-sama membuatkan diri.  Agar kekerabatan rumah tangga tetap serasi dan awet, kita sanggup melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
  • Selalu mensyukuri pernikahan. Karena menganggap ijab kabul akan berlangsung selamanya atau seumur hidup, kita sanggup jadi menggampangkan kekerabatan pernikahan. Akibatnya masing-masing jadi masbodoh dan menganggap pasangannya sudah berubah. luangkan waktu dan berikan perhatian kepada pasangan. Ucapkan terima kasih atas bantuan-bantuan yang diberikan di rumah. Maksimalkan waktu yang ada dengan pasangan, seolah-olah itu mepakan hari terakhir kita berdua dengan pasangan.
  • Berpenampilan dan bersikap sewajarnya di rumah. Memang benar bahwa di rumah kita sanggup menjadi diri sendiri, berbeda dari ketika kita di kantor. Ini yang menciptakan banyak perempuan merasa bebas. Tapi kalau perbedaan antara ketika di rumah dan di luar rumah terlalu mencolok, pasangan sanggup menganggap bahwa kita lebih menghargai orang lain dibanding dirinya. Tetaplah bersikap sopan di rumah. Walaupun tidak berdandan, sebaiknya kita sanggup tampil rapi untuk pasangan kita.
  • Mengingat alasan jatuh cinta. Ketika bulan madu usai, kehidupan konkret pun di mulai. Ada kewajiban dalam rumah tangga yang harus dikerjakan. Semua ini memungkinkan kita mulai memperhatikan munculnya hal-hal negatif dalam diri pasangan. Untuk mengatasinya, cobalah mengingat alasan kita jatuh cinta pada pasangan di awal hubungan. Yakinlah bahwa pasangan kita masih mempunyai kelebihan-kelebihan itu. 

Semoga bermanfaat.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perubahan Perilaku Sehabis Menikah, Wajarkah ?"

Post a Comment